Kakanwil Kemenag Sulsel Nyaris Menitikkan Air Mata Di DDI Lereng Hijau Kab.Soppeng

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Soppeng, (HUMAS SULSEL) - KH.Khaeroni, pria kelahiran Tegal 57 tahun silam ini sama sekali tidak pernah membayanglan akan menginjakkan kaki di sebuah lereng pegunungan nun jauh di Kab.Soppeng yang berjarak sekira 130 kilometer dari Kota Makassar.

Lewat program pengembangan madrasah yang digagasnya, KH. Khaeroni yang dilantilk sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulsel pada 15 September 2020 lalu, membawanya menapaki sebuah lembah di Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo Kab. Soppeng. Senin, 1 Marer 2021.


Kehadiran orang nomor satu di Kanwil Kemenag Sulsel ini dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI Lereng Hijau sekaligus launching gerakan sejuta koin wakaf pendidikan madrasah dan pondok posantren yang diinisiasinya.

Sejumlah pejabat teras Kab.Soppeng hadir pada kegiatan ini, diantaranya Bupati Soppeng Kaswadi Razak, Ketua DPRD Soppeng H. Syahruddin M. Adam serta para pejabat Forkompimda Kab.Soppeng.dan Ketua PD DDI Kab.Soppeng.

Tampak pula para pejabat eselon tiga dan empat lingkup Kanwil Kemenag Sulsel, antara lain Kabid PHU H.Ali Yafid, Kabid Penmad H.Masykur, Kabid PD.Pontren H.Mulyadi Idy, dan sejumlah Kakan Kemenag kab./kota se Sulawesi Selatan serta ketua tim peneliti dari Jakarta, Mellysha bersama Kasubag Umum dan Humas Kanwil Kemenag Sulsel H.Zulkifly Hijaz.

Kakan Kemenag Kab.Soppeng, H. Fitriadi, S.Ag, M.Ag mewakili panitia pelaksana kegiatan dalam laporannya menyampaikan bahwa sesaat setelah ditelpon oleh ketua tim peneliti, Mellysha, ia segara mendata madrasah terunggul dan tertinggal di Kab. Soppeng  sebagaimana yang diperintahkan.

"Setelah kami mendata, MAN 1 Soppeng adalah madrasah terunggul dan MI DDI Lereng Hijau adalah madrasah paling tertinggal", ucap Fitriadi.



Adapun bangunan DDI Lereng Hijai ini, kata Fitriadi, hanya tediri dari 2 ruang kelas baru (RKB) masing-masing berukuran 6x6 meter,  dimana setiap ruangan difungsikan untuk 3 tingkatan kelas, yakni kelas 1 s.d 3 dan kelas 4 s.d 6.

Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa program gerakan sejuta koin wakaf pendidikan madrasah dan pondok pesantren yang digagas oleh Kakanwil Kemenag Sulsel harus didukung bersama tanpa harus berfokus (bergantung) pada DIPA yang ada tapi bagaimana memaksimalakan sumber daya yang ada ditubuh Kemenag sendiri.

Sementara itu, Kakanwi Khaeroni dalam sambutannya mengungkapkan bahwa MI DDI Lereng Hijau ini adalah salah satu madrasah yang belum memperoleh empati, simpati dan campur tangan kebijakan oleh berbagai pihak. "Itulah alasan kenapa kita semua hadir disini. Semoga ini awal yg baik", tuturnya.



Dikatakannya, gagasan program gerakan sejuta koin yang dicanangkannya berawal dari kehadiran ketua tim peneliti, Mellysha menghadap kepadanya, kemudian dia memberi tugas untuk meneliti madrasah yang paling tertinggal dan paling berprestasi di setiap kab./ kota di Sulsel. "Dan alhamdulillah dalam satu bulan semuanya telah terdata dengan baik", bebernya.

Khaeroni mengaku terharu hadir di MI Lereng Hijau ini, oleh karena itu ia perintahkan kepada kepala kemeng kab./ kota untuk memperhatikan lembaga pendidikan seperti MI DDI tersebut. "Jangan hanya duduk dibelakang meja karena ini tanggungjawab kita bersama", tegasnya.

Dihadapan sekira 100an orang yang menghadiri acara ini, Khaeroni terlihat tidak dapat menyembunyikan rasa harunya atas atensi luar biasa Bupati Soppeng terhadap program pengembangan madrasah yang ditawarkannya.

Dengan terbata-bata dan suaranya yang sesekali serasa ditekan, mata.Khaeroni pun sembab dan bekaca-kaca bahkan nyaris menitikkan air mata. Air mata yang akan menjadi saksi sejarah terhadap kepedulian Pemkab Soppeng dan segenap insan Kementerian Agama terhadap pembangunan madrasah dan pondok pensantren yang tertinggal, terjauh dan terpencil.

"Harus ada kolaborasi antara Pemkab dan Kemenag karena kalau bukan kita siapa lagi. Jangan  berargumantasi bahwa ini adalah tanggungjawab Kementerian Agama. Ini masyarakat Soppeng. Ini masyarakat Sulsel yang akan menikmati.  Mari kita bekerjasama. Jika pemprov dan pemda mendukung maka program ini insya Allah segera teralisasi", harap Khaeroni.

Selanjutnya, Bupati Soppeng Kaswadi Razak yang didaulat melaunching secara resmi program gerakan sejuta koin pendidikan ini, dalam sambutannya menyampaikan dukungan Pemkab Soppeng atas program yang.diinisiasi oleh Kakanwil Kemenag Sulsel tersebut.

"Yakin dan percaya kami akan menjadi mitra yang baik, yang penting anak buah bapak juga mau. Kami berharap baut dan mur ketemu. Kalau itu ketemu langsung gas full", ucapnya disambut aplaus meriah para hadirin.

Bupati Kaswadi Razak juga mengungkapkan bahwa ia telah menawarkan lahan kepada Kalanwil yang terletak di perbatasan Kab. Soppeng dengan Kab. Barru sebagai tempat pengembangan madrasah program kebahasaan kedepan. "Madrasah terbaik di dunia. Percuma kalau cuma terbaik di Soppeng. Tidak ada salahnya  kita bermimpi yang tinggi-tinggi", kata dia.

"Kakanwil Kemenag Sulsel tidak salah telah memilih soppeng sebagai lilin-lilin kecil yang bisa menjadi lampu yang bercahaya terang nantinya. Jangan lihat sekarang tapi kita tunggu hasilnya beberapa bulan kemudian", ujarnya menambahkan.



Mantan ketua DPRD Kab.Sopoeng ini berharap agar Kemenag tetap memberi petunjuk dan arahan untuk pembangunan keagamaan di Soppeng, bukan hanya pembangunan di bidang  madrasaha tapi juga dibidang lain yang  membutuhkan perhatian.

Mengkahiri sambutannya,  Bupati yang memenangkan pilkada melawan kotak kosong di periode keduanya ini mengungkapkan bahwa saat ini ia bersama orang yang tepat dari Kanwil Kemenag Sulsel dengan ide dan gagasan yang luar biasa. "Kita memulainya dari hal yang mungkin kecil dan akan terjadi sesuatu luar biasa di soppeng di masa yang akan datang", tutupnya.

Usai sambutan, bupati melaunching program gerakan sejuta koin yang ditandai dengan memasukan koin dan pecahan uang rupiah lainnya kedalam kotak wakaf.yang telah disediakan dan diikuti para pejabat serta uandangan yang hadir.

Selepas itu, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan RKB MI DDI Lereng Hijau untuk melengkapi 2 RKB yang telah terbangun sebelumnya.(AB)


Wilayah LAINNYA