slot demo mirip asli Dua Madrasah di Bajeng Barat Jadi Sasaran Binaan Pengawas Kemenag Gowa
Pengawas Bina Kemenag Gowa

Dua Madrasah di Bajeng Barat Jadi Sasaran Binaan Pengawas Kemenag Gowa

Suasana pembinaan pengawas Bina

Bajeng Barat (Humas Gowa). MIS Muhammadiyah Ballatabua dan MIS Muhammadiyah Tanabangka kali ini menjadi sasaran kunjungan dari pengawas madrasah Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Rabu (14/9/2022). Pembinaan dan Pembimbingan Penguatan Kompetensi Guru dilakukan oleh Pengawas Bina, Hj. Ratnawati dan Syafaruddin Daeng Nyengka.

Selain pembinaan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi para guru madrasah, para pengawas mengadakan Monitoring Pelaksanaan Belajar Mengajar (PBM) dan Keaktifan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (TPK) dalam pelaksanaan Tupoksinya di Madrasah.

Hj. Ratna Dewi selaku Pengawas Bina MI Ballatabbua dan MI Tabangka, saat membuka pertemuan Pembinaan dan Pembimbingan, menyampaikan bahwa kurikulum sebagai sarana dalam mengukur kemampuan dalam proses pendidikan, seiring berkembangnya zaman maka seorang guru harus lebih meningkatkan kualitasnya dan mengembangkan kompetensinya, bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik.

Sementara itu, Syafaruddin Daeng Nyengka ketika menyampaikan materinya, mengatakan guru mutlak dan wajib mengetahui dan memahami betul kompetensinya. "Karena kalau tidak memahaminya maka dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru, itu bisa saja asal-asalan. Prinsipnya, ya.. yg penting mengajar," tutur Nyengka.

Apalagi Standar Kompetensi guru itu sangat relevan dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Sehingga guru dituntut bisa lebih memahami, menguasai dan bisa lebih mengembangkan bahan ajarnya/materinya, serta bisa lebih kreatif  dan mampu berinovasi.

Guru dalam melaksanakan Pembelajaran menurut Nyengka, tentunya dengan berbagai metode dan pendekatan.
Mungkin selama ini dalam melaksanakan pembelajaran hanya menggunakan satu macam metode pendekatan, padahal Karakter, Potensi ataupun Bakat Minat dan tingkat Kecerdasan peserta didik itu  berbeda-beda, seharusnya metode pendekatan pun berbeda-beda.

"Nah, disini perlunya guru lakukan Analisis Kebutuhan atau Kemampuan Peserta didik sebelum laksanakan pembelajaran.
Ini tuntutan pembelajaran abad 21. Apalagi guru yang sudah tersertifikasi, itu Syah diakui oleh Negara sebagai Guru Profesional," tuturnya.

"Ini penting dibuktikan, diimplementasikan bahwa kita betul-betul profesional sebagai guru, baik sebagai pengajar maupun sebagai pendidik yang ahli di bidangnya masing-masing," pungkas Nyengka.

Sebelum menutup pembinaan dan bimbingan itu, Hj. Ratnawati memberikan penguatkan. "Dengan memahami betul kompetensi'ta sebagai guru dan mengimplementasikan kurikulum merdeka diharapkan dapat mengembangkan kompetensinya sebagai guru. Dan untuk itu guru sangat diharapkan dapat memfasilitasi pembelajaran dan terampil dlm mengelola pembelajaran.(SyNk/OH)


Daerah LAINNYA