Dari Gerobak Bassang Ke Tanah Suci: Kisah Haru Penjual Bassang Naik Haji

Kontributor

Makassar (Kemenag Makassar) — Keteguhan hati dan doa yang tak putus membawa H. Bahar, seorang penjual bassang keliling di Kota Makassar, menunaikan rukun Islam kelima tahun ini. Ia tergabung dalam Kloter 1 Embarkasi Makassar dan telah kembali ke tanah air pada Rabu, 11 Juni 2025, setelah menyelesaikan ibadah haji di Tanah Suci.
Bassang, bubur jagung ketan khas Makassar, menjadi sumber nafkah utama H. Bahar sejak tahun 2001. Setiap hari ia berkeliling Kota Makassar menjajakan dagangannya, seraya menabung sedikit demi sedikit dari hasil berjualan. Pada tahun 2011, ia akhirnya mampu menyetor biaya haji dan harus menunggu 14 tahun hingga akhirnya diberangkatkan pada musim haji 2025.
Yang membuat kisah ini semakin mengharukan, H. Bahar berangkat menunaikan ibadah haji bersama anaknya. Cita-cita berangkat ke Tanah Suci bukan hanya menjadi impian pribadi, tetapi juga menjadi warisan semangat kepada generasi selanjutnya.
“Saya niatkan dari awal untuk berangkat haji. Uangnya saya kumpul perlahan-lahan dari hasil jualan bassang keliling. Saya yakin kalau kita sabar, Allah pasti kabulkan,” ungkap H. Bahar dengan penuh haru.
Kisah H. Bahar menyentuh hati banyak pihak. Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI, H. Muhammad Zain, bersama Kakankemenag Kota Makassar, H. Irman, dan Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah, A. Ahmad Ali Inani, menyempatkan diri mengunjungi kediaman H. Bahar di Jalan Adipura, Makassar, Senin malam, 23 Juni 2025.
“Ini kisah luar biasa. Haji bukan soal mampu secara materi, tapi soal kemauan dan keikhlasan. H. Bahar adalah bukti nyata bahwa jalan menuju Baitullah bisa ditempuh siapa saja yang bersungguh-sungguh,” ujar H. Muhammad Zain dengan penuh penghargaan.
Sementara itu, Kakankemenag Kota Makassar, H. Irman, menambahkan bahwa semangat dan perjuangan H. Bahar adalah inspirasi yang patut diteladani oleh masyarakat luas.
“Kisah beliau menjadi pengingat bagi kita bahwa ibadah haji adalah panggilan Allah. Siapa pun yang bersungguh-sungguh, pasti Allah mudahkan jalannya,” tuturnya.
Kementerian Agama Kota Makassar memberikan apresiasi atas ketulusan dan keteguhan hati H. Bahar, sekaligus menjadikannya simbol bahwa semangat beribadah dapat mengatasi segala keterbatasan—dan bahkan menjadi inspirasi bagi anak-anak dan keluarga.