Daerah

Kakan Kemenag Barru Ikuti Sarasehan Dan Lokakarya (Saraloka) Nasional Kemasjidan Dan BKM 2025

Kamis, 10 Juli 2025
...

Barru, 8 Juli 2025 – Kepala Kantor Kemenag Kab. Barru sekaligus Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Kab. Barru, Dr. H. Jamaruddin, M.Ag. mengikuti zoom meeting yang diselenggarakan Kementerian Agama RI dalam kegiatan Sarasehan dan Lokakarya (Saraloka) Nasional Kemasjidan dan BKM 2025.

Kegiatan ini mengangkat tema “Kolaborasi Pentahelix untuk Masjid Berdaya dan Berdampak” dan merupakan rangkaian dari Peaceful Muharam 2025. Bersama Kakan Kemenag Barru, KASI Bimas Islam, Dr. H. Muhlis Hakim, S.Pd.I., turut mengikuti zoom ini bersama para Kepala KUA Kab. Barru.

Dalam sambutannya Menteri Agama RI Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA. menekankan bahwa Mesjid dalam Islam bukan sekadar tempat shalat, tapi ruang sakral tempat manusia bertemu dengan Tuhannya. Di dalamnya, langit dan bumi “bertemu” secara spiritual, yang suci dan yang profan menyatu dalam ibadah. Sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW agar kita senantiasa menjaga adab di masjid maka meludah di dalamnya adalah dosa besar bahkan berjualan pun dilarang, karena fungsi utama masjid adalah ibadah, bukan aktivitas duniawi.

Allah SWT sendiri menunjukkan kesakralan ini dalam Al-Qasas, saat memerintahkan Nabi Musa AS. untuk melepaskan sandalnya karena ia sedang berada di lembah suci. Ini menunjukkan kesakralan itu nyata dan harus dijaga. Jika tak ada lagi tempat yang membuat hati merinding karena rasa takut kepada Allah, maka itulah tanda proses sekularisasi sedang terjadi. Dunia ini akan kehilangan ruh jika tak ada lagi tempat sakral. Karena itu, masjid dan bangunan spiritual harus hadir di tengah kota, bukan disingkirkan ke pinggiran. Bahkan kuburan pun, sebagai pengingat akhirat, harus tetap hadir di tengah masyarakat.

Masjid harus menjadi imagomundi atau pusat spiritual bumi. Ka'bah adalah porosnya, Ramadan adalah bulan suci, dan Lailatul Qadr adalah malam puncaknya. Artinya waktu punya inti maka tempat pun demikian. Oleh karena itu rumah sebaiknya memiliki ruang sakral khusus untuk shalat, yang akan menjadi jendela spiritual menuju langit.

Kesakralan masjid juga tercermin dalam kesederhanaan desainnya. Hiasan yang terlalu vulgar atau berlebihan justru bisa mengganggu ruh ibadah. Cukup dengan harmonisasi suara adzan dan lantunan Al-Qur’an sebenarnya sudah mencerminkan kesakralan, menjadikan masjid sebagai pengejawantahan kehadiran Tuhan di tengah umat.

(Arga)






Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default