Provinsi

Kakanwil Dan Tokoh Lintas Agama Usung Tagline "Ramadhan Dengan Cinta"

Foto Kontributor
Mawardi

Kontributor

Kamis, 27 Februari 2025 · 00:00 WIB
...

Makassar (Kemenag Sulsel) – Jelang Puasa, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan berinisiatif Kumpul Bersama para Tokoh Lintas Agama dan FKUB Sulsel untuk menyatukan komitmen menjaga kedamaian dan kekhusyukan Bulan Suci Ramadhan.


Selain Kakanwil Kemenag Sulsel yang didampingi Kabag TU, Kabid Urais, Katim KUB dan Katim Humas, hadir pula Ketua FKUB Sulsel Prof. KH. Muammar Bakri, Prof. KH. Ghalib, Roy Ruslim (Walubi), Darius Allo Tangko (Keuskupan Agung Makassar), Pdt. Adri (Kristen), Erfan Sutono (Matakin Sulsel) dan sejumlah tokoh Agama lainnya.

 

Dalam acara santai yang digelar di Kedai Kopi Papa Ong Makassar ini, Kakanwil H. Ali Yafid, memaparkan saat ini indeks kerukunan Umat Beragama Sulsel saat ini sisa satu digit mencapai angka 80, artinya tugas kita kita selaku Tokoh dan Pemuka Agama sisa mengungkit sedikit. Kanwil Kementerian Agama Sulsel sudah melaunching Asta Aksi Kemenag Sulsel sebagai salah satu jalan menuju ke sana.

 

“karenanya, kami mohon mari saling bantu dan Support mewujudkan itu, Konsen kita saat ini selain menjaga kerukunan umat beragama, kita sisa melaksanakan selebrasi kerukunan, mungkin dalam bentuk kegiatan bersama lintas agama untuk lebih mempertegas bahwa Sulsel ini berada pada situasi aman, rukun dan damai, moment Ramadhan ini bisa menjadi langkah awal” ucap Ali Yafid pada (Rabu, 26 Februari 2025)

 

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Prov. Sulsel, Prof. KH. Muammar Bakri, sangat menyambut baik gagasan dan Ide Asta Aksi Kakanwil yang sebagian besar sangat berkolerasi dengan cita dan aksi FKUB Sulsel, termasuk sudah mengakomodir Isi dari Deklarasi Istiqlal yang didukung penuh oleh seluruh Tokoh Lintas Agama.

 

Terkait Bulan Ramadhan, Pada Pertemuan yang penuh keakraban itu baik Kakanwil, Ketua FKUB maupun Seluruh Pimpinan Majelis Agama Sulsel sepakat mengusung Tagline "Ramadhan dengan Cinta"

 

Ketua Permabudi Sulsel Ir. Yonggris menerangkan bahwa Tagline “Ramadhan dengan Cinta” ini memiliki 3 makna yakni Cinta kepada Tuhan yang diisi dengan Kegiatan Spiritual dan sikap saling menjaga kekhusyukan ibadah puasa, Cinta kepada Sesama yang diimplementasikan dalam bentuk Aksi sosial dan kepedulian serta saling berbagi, sedangkan Cinta kepada Lingkungan bisa diaplikasikan dalam bentuk aksi Penghijauan dan bersih bersih rumah ibadah

 

“Hal ini kita akan mulai implementasinya pada Bulan Ramadhan Bersama seluruh umat lintas agama, kita akan memperlihatkan kepada seluruh umat beragama bahwa Ramadhan itu bukan saja milik umat Islam, tapi substansinya bisa dirasakan oleh semua umat agama yang "merasa" memiliki Ramadhan, dimana nilai spiritual dan sosialnya sangat universal,” tambah yonggris

 

Lebih Jauh, Darius Allo Tangko dari Keuskupan Agung Makassar dan Erfan Sutono dari Matakin (Konghuchu) menegaskan Kerukunan jangan lagi sebatas lipservice dan simbolis, akan tetapi sudah waktunya kita naik kelas ke hal yang lebih implementatif dan membawa manfaat bagi seluruh umat.

 

Kegiatan bersama itu bertujuan untuk menumbuhkan rasa persaudaraan dan kemanusiaan terutama kepada umat yang sedang menjalankan ibadah puasa. Selain itu, juga menjadi pesan damai bahwa di tengah fakta kehidupan yang beragam, namun semangat kebersamaan tetap dijaga, tambahnya

 

Erfan Sutono malah berharap Semoga program Asta Aksi Kemenag Sulsel bisa jadi rule model dalam menjaga kerukunan dan kedamaian umat beragama di Indonesia, ucapnya diamini oleh seluruh pimpinan Majelis Agama yg Hadir

 

Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel menyampaikan terima kasih dan Apresiasinya kepada para Pimpinan Majelis Lintas Agama yang telah berkomitmen untuk bersinergi dan mensupport program Asta Aksi Kemenag Sulsel. Terlebih lagi atas attensi dan semangatnya untuk mulai mengaplikasikan di bulan Ramadhan ini.

 

“Saya makin yakin  dengan yang disampaikan Anregurutta Menteri Agama RI, bahwa "semakin tinggi dan luas ilmu agama seseorang, maka sikap dan prilakunya semakin Toleran dan Moderat”

 

Kakanwil menyampaikan komitmennnya melibatkan para tokoh agama di setiap momen, karena Bahasa Agama sangat efektif digunakan untuk setiap keadaan, bahkan saat krisis sekalipun,

“menurut kami, Tokoh-tokoh Agama tidak hanya dilibatkan Ketika ada akibat, tetapi juga bagaimana di dalam sebab, misalnya dalam pembuatan dan penyusunan rancangan kebijakan, dan sebagainya, sehingga konferehensif dari hulu ke hilir, termasuk mendorong terbitnya Perda dan Pergub kerukunan umat beragama di Sulsel  yang dipandang sudah harus diperbaharui diupgrade sesuai dengan kondisi kekinian,” pungkas Kakanwil. (Wrd)

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default