Kakanwil Dan Tokoh Lintas Agama Usung Tagline "Ramadhan Dengan Cinta"

Kontributor

Makassar (Kemenag Sulsel) – Jelang Puasa, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan berinisiatif Kumpul Bersama para Tokoh Lintas Agama dan FKUB Sulsel untuk menyatukan komitmen menjaga kedamaian dan kekhusyukan Bulan Suci Ramadhan.
Selain Kakanwil Kemenag
Sulsel yang didampingi Kabag TU, Kabid Urais, Katim KUB dan Katim Humas, hadir
pula Ketua FKUB Sulsel Prof. KH. Muammar Bakri, Prof. KH. Ghalib, Roy Ruslim
(Walubi), Darius Allo Tangko (Keuskupan Agung Makassar), Pdt. Adri (Kristen),
Erfan Sutono (Matakin Sulsel) dan sejumlah tokoh Agama lainnya.
Dalam acara santai yang
digelar di Kedai Kopi Papa Ong Makassar ini, Kakanwil H. Ali Yafid, memaparkan saat
ini indeks kerukunan Umat Beragama Sulsel saat ini sisa satu digit mencapai
angka 80, artinya tugas kita kita selaku Tokoh dan Pemuka Agama sisa mengungkit
sedikit. Kanwil Kementerian Agama Sulsel sudah melaunching Asta Aksi Kemenag
Sulsel sebagai salah satu jalan menuju ke sana.
“karenanya, kami mohon mari
saling bantu dan Support mewujudkan itu, Konsen kita saat ini selain menjaga
kerukunan umat beragama, kita sisa melaksanakan selebrasi kerukunan, mungkin
dalam bentuk kegiatan bersama lintas agama untuk lebih mempertegas bahwa Sulsel
ini berada pada situasi aman, rukun dan damai, moment Ramadhan ini bisa menjadi
langkah awal” ucap Ali Yafid pada (Rabu, 26 Februari 2025)
Ketua Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) Prov. Sulsel, Prof. KH. Muammar Bakri, sangat menyambut
baik gagasan dan Ide Asta Aksi Kakanwil yang sebagian besar sangat berkolerasi
dengan cita dan aksi FKUB Sulsel, termasuk sudah mengakomodir Isi dari
Deklarasi Istiqlal yang didukung penuh oleh seluruh Tokoh Lintas Agama.
Terkait Bulan Ramadhan,
Pada Pertemuan yang penuh keakraban itu baik Kakanwil, Ketua FKUB maupun
Seluruh Pimpinan Majelis Agama Sulsel sepakat mengusung Tagline "Ramadhan
dengan Cinta"
Ketua Permabudi Sulsel Ir.
Yonggris menerangkan bahwa Tagline “Ramadhan dengan Cinta” ini memiliki 3 makna
yakni Cinta kepada Tuhan yang diisi dengan Kegiatan Spiritual dan sikap saling
menjaga kekhusyukan ibadah puasa, Cinta kepada Sesama yang diimplementasikan
dalam bentuk Aksi sosial dan kepedulian serta saling berbagi, sedangkan Cinta
kepada Lingkungan bisa diaplikasikan dalam bentuk aksi Penghijauan dan bersih
bersih rumah ibadah
“Hal ini kita akan
mulai implementasinya pada Bulan Ramadhan Bersama seluruh umat lintas agama,
kita akan memperlihatkan kepada seluruh umat beragama bahwa Ramadhan itu bukan
saja milik umat Islam, tapi substansinya bisa dirasakan oleh semua umat agama yang
"merasa" memiliki Ramadhan, dimana nilai spiritual dan sosialnya
sangat universal,” tambah yonggris
Lebih Jauh, Darius Allo
Tangko dari Keuskupan Agung Makassar dan Erfan Sutono dari Matakin (Konghuchu) menegaskan
Kerukunan jangan lagi sebatas lipservice dan simbolis, akan tetapi sudah
waktunya kita naik kelas ke hal yang lebih implementatif dan membawa manfaat
bagi seluruh umat.
Kegiatan bersama itu
bertujuan untuk menumbuhkan rasa persaudaraan dan kemanusiaan terutama kepada umat
yang sedang menjalankan ibadah puasa. Selain itu, juga menjadi pesan damai
bahwa di tengah fakta kehidupan yang beragam, namun semangat kebersamaan tetap dijaga,
tambahnya
Erfan Sutono malah berharap
Semoga program Asta Aksi Kemenag Sulsel bisa jadi rule model dalam menjaga kerukunan
dan kedamaian umat beragama di Indonesia, ucapnya diamini oleh seluruh pimpinan
Majelis Agama yg Hadir
Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel
menyampaikan terima kasih dan Apresiasinya kepada para Pimpinan Majelis Lintas Agama
yang telah berkomitmen untuk bersinergi dan mensupport program Asta Aksi
Kemenag Sulsel. Terlebih lagi atas attensi dan semangatnya untuk mulai mengaplikasikan
di bulan Ramadhan ini.
“Saya makin yakin dengan yang disampaikan Anregurutta Menteri
Agama RI, bahwa "semakin tinggi dan luas ilmu agama seseorang, maka sikap
dan prilakunya semakin Toleran dan Moderat”
Kakanwil menyampaikan komitmennnya melibatkan para tokoh agama di setiap momen, karena Bahasa Agama sangat efektif digunakan untuk setiap keadaan, bahkan saat krisis sekalipun,
“menurut kami, Tokoh-tokoh
Agama tidak hanya dilibatkan Ketika ada akibat, tetapi juga bagaimana di dalam
sebab, misalnya dalam pembuatan dan penyusunan rancangan kebijakan, dan
sebagainya, sehingga konferehensif dari hulu ke hilir, termasuk mendorong
terbitnya Perda dan Pergub kerukunan umat beragama di Sulsel yang dipandang sudah harus diperbaharui diupgrade
sesuai dengan kondisi kekinian,” pungkas Kakanwil. (Wrd)