Daerah

Kemenag Lutim Dorong Guru Kembangkan Nilai Moderasi Dalam Pendidikan Lewat Penguatan Moderasi Beragama

Foto Kontributor
Hariana Anastasia

Kontributor

Rabu, 24 September 2025
...

Malili (Kemenag Lutim) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Luwu Timur menghadiri kegiatan Penguatan Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Seksi Pendidikan Islam pada Aula PLHUT, Selasa (23/9/2025).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan sekaligus Ketua Tim Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Sulsel, H. Mallingkai Ilyas. Hadir pula para pengawas Pendidikan Agama Islam, panitia, pimpinan pondok pesantren, guru agama, serta 100 peserta yang terdiri atas 50 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dari sekolah umum mulai tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA se-Kabupaten Luwu Timur, serta 50 guru pondok pesantren.

Rangkaian acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa. Selanjutnya, laporan panitia disampaikan oleh Kasi Pendis Kemenag Lutim, Rabiah, yang menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menambah wawasan para guru PAI baik di sekolah umum maupun pondok pesantren terkait moderasi beragama. Hal ini menjadi penting mengingat Luwu Timur merupakan daerah yang majemuk dengan masyarakat multikultural.

Dalam arahannya sekaligus membuka kegiatan, Kakan Kemenag Lutim menekankan pentingnya bijak dalam memanfaatkan teknologi di era digital saat ini. “Moderasi beragama berkaitan dengan ciri kedaerahan kita yang majemuk dan multikultural. Serta diera digital saat ini arus informasi yang sangat cepat opini publik dapat dengan mudah terbentuk, sehingga kita perlu lebih berhati-hati. Terlebih Luwu Timur dikenal sebagai Indonesia mini dengan latar belakang yang beragam, membutuhkan semangat kebersamaan dan sikap moderat dalam menjaga harmoni dan rasa persaudaraan,” ungkapnya.

Sementara itu, H. Mallingkai Ilyas dalam pemaparannya menjelaskan bahwa moderasi beragama merupakan strategi negara dalam merawat kebhinnekaan. Ia menegaskan bahwa madrasah, pondok pesantren, dan guru PAI memiliki peran penting dalam membangun generasi masa depan. “Perbedaan dalam dunia pendidikan hendaknya dijadikan sebagai ajang solidaritas dan toleransi. Dengan begitu, kita dapat melahirkan generasi yang moderat, cinta tanah air, serta mampu menjaga persatuan dalam keberagaman,” jelasnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara pemateri dan peserta, yang berlangsung hangat dan penuh antusiasmeMelalui kegiatan ini, diharapkan para guru PAI dapat memperkuat pemahaman dan praktik moderasi beragama, sehingga nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan persaudaraan dapat diterapkan baik di lingkungan sekolah, pesantren, maupun dalam kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Luwu Timur.


Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default