Daerah

Peringati Harkitnas Ke-117 Tahun 2025, Kemenag Pangkep Gelar Upacara Bendera

Foto Kontributor
Humas Pangkep

Kontributor

Selasa, 20 Mei 2025
...

Pangkajene (Kemenag Pangkep), Kementerian Agama Republik Indonesia akan menyelenggarakan Upacara Peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Tahun 2025 secara serentak pada seluruh unit kerja di Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor SE.19 Tahun 2025 yang diterbitkan pada 16 Mei 2025.


Menindak lanjuti Surat Edaran tersebut, Kementerian Agama Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Kab. Pangkep) menggelar Upacara Peringatan Harkitnas ke-117 tahun 2025 yang digelar di halaman Kantor Kemenag Kab. Pangkep. Selasa, 20/05/2025.


Bertindak selaku Pembina Upacara adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pangkep, H. Muhammad Nur Halik, sedangkan Pemimpin Upacara adalah Jumrah ( Penyuluh Agama Islam ) pada Kantor KUA Kec. Segeri.


Hadir mengikuti upacara, para Kepala Seksi dan Penyelenggara, para Kepala KUA, para Kepala Madrasah, serta seluruh ASN dan NON ASN lingkup Kantor Kemenag Kab. Pangkep.


Tema peringatan Harkitnas tahun ini adalah “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. Tema ini mencerminkan semangat kolaborasi dan solidaritas dalam membangun bangsa yang tangguh pascapandemi serta menghadapi tantangan global.


Kakan Kemenag Pangkep saat membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada tanggal 20 Mei 2025. Momen bersejarah ini menandai bangkitnya semangat persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia.


Tepat di tanggal 20 Mei 2025, kita tidak sekadar memperingati sebuah tanggal dalam kalender nasional. Kita sedang membuka kembali halaman penting dari sejarah perjuangan bangsa, halaman yang ditulis bukan dengan tinta biasa, tetapi dengan kebangkitan kesadaran, semangat persatuan, dan keberanian menolak untuk terus terjajah.


117 tahun yang lalu, di tengah keterbatasan dan tekanan kolonialisme, lahirlah sebuah kesadaran baru yang menyalakan api perubahan. Melalui pendirian Budi Utomo, bangsa ini mulai membangun keyakinan bahwa nasib tidak boleh selamanya digantungkan kepada kekuatan asing; bahwa kemajuan hanya mungkin dicapai bila kita bangkit berdiri di atas kekuatan kita sendiri.


Namun, kebangkitan itu bukanlah sebuah peristiwa yang selesai dalam satu masa. Kebangkitan adalah ikhtiar yang terus hidup. la menuntut kita untuk tidak terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi menuntut keberanian untuk menjawab tantangan zaman ini, zaman yang menghadirkan ujian jauh lebih kompleks: disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik, krisis pangan global, dan ancaman terhadap kedaulatan digital kita.


Kita hidup di zaman ketika batas-batas geografis semakin kabur, dan peradaban bergerak dalam kecepatan yang tak lagi ditentukan oleh jarak, melainkan oleh kemampuan untuk beradaptasi dan memimpin perubahan. Di tengah arus besar itu, Indonesia tidak berdiri terombang-ambing, tidak pula berdiri di tepi sebagai penonton.


Pilihan ini bukan tanpa landasan. Sejak awal, para pendiri bangsa telah meletakkan prinsip yang menjadi jangkar kita dalam menghadapi dunia: politik luar negeri yang bebas dan aktif. Dalam arus globalisasi yang semakin kuat, kita bersyukur bahwa Indonesia terus melangkah dengan tenang, menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kemandirian. Prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang telah menjadi pedoman sejak awal kemerdekaan, senantiasa menuntun langkah kita.


Di tengah polarisasi dunia, Indonesia mengambil posisi sebagai trusted partner bebas dalam menentukan kepentingan nasional, dan aktif membangun dialog yang produktif dengan berbagai pihak. Prinsip inilah yang menjadikan Indonesia kian dihormati di berbagai forum internasional. Kehadiran kita di pentas global bukan sekadar untuk menyuarakan kepentingan nasional, tetapi juga untuk membawa gagasan dan solusi yang memberi manfaat bersama. Di tengah dunia yang terus menghadapi ketidakpastian, Indonesia tampil sebagai mitra dialog yang mampu menjembatani kepentingan.


Semangat inilah yang juga tercermin dalam setiap langkah kebangkitan Nasional di dalam negeri. Indonesia menapaki jalur pembangunan yang tidak semata terfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan setiap kebijakan membuka ruang bagi kemajuan yang adil dan merata. Sebuah ikhtiar besar agar pembangunan yang megah tetap berpijak kokoh pada kepentingan Rakyat.


Mari kita jaga kebangkitan ini dengan semangat yang sama seperti akar pohon yang menembus tanah. Perlahan tapi pasti, tak selalu terlihat, namun kokoh menopang kehidupan. Karena sesungguhnya, kebangkitan yang paling kokoh adalah kebangkitan yang tumbuh perlahan, berakar dalam nilai-nilai kemanusiaan, dan berbuah pada keadilan serta kesejahteraan yang dirasakan bersama.


"Dirgahayu Hari Kebangkitan Nasional ke-117" Mari melangkah bersama, dengan langkah yang tenang namun penuh keyakinan, menuju Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih beradab.


Setelah menyampaikan pidato Menkomdigi, Kakan Kemenag juga menyampaikan bahwa Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahun 2024 tahap pertama bisa bernafas lega. Mereka dijadwalkan menerima SK pada 27 Mei 2025. (AJL/JML)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default