Provinsi

“Santri Kecil, Cita-Cita Besar: Kafilah Termuda Sulsel Ramaikan MQK 2025”

Foto Kontributor
Sumaryadhi

Kontributor

Jumat, 03 Oktober 2025
...

Wajo (Humas Sulsel) – Jumat 03/10/25, Gelaran akbar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Nasional ke-8 dan Internasional ke-1 Tahun 2025 di Pondok Pesantren As'adiyah, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, telah resmi dibuka. Ajang bergengsi yang mempertemukan para ahli Kitab Kuning dari seluruh Indonesia dan mancanegara ini sontak menjadi pusat perhatian. Di tengah kemeriahan dan persaingan ketat, muncul satu nama yang berasal dari kafilah Sulsel yang mencuri perhatian, bukan karena kehebatannya semata, melainkan karena usianya yang masih terbilang belia.

Sosok tersebut adalah Eldhiya Al Maqassari Ilham, peserta muda yang mewakili kafilah Sulawesi Selatan. Lahir di Makassar pada 09 Agustus 2012, Edhiya baru menginjak usia 13 tahun saat ia berdiri di panggung kompetisi MQK ini. Keikutsertaannya di kancah nasional ini membuktikan bahwa semangat mendalami ilmu agama dan Kitab Turats tidak mencapai batas usia.

Eldhiya berkompetisi di Marhalah Ula (tingkat dasar) pada majelis Nahw, sebuah cabang yang menguji kemampuan tata bahasa Arab klasik. Menjadi bagian dari kompetisi ini adalah sebuah kehormatan besar, terutama mengingat Marhalah Ula menuntut santri untuk menguasai teks-teks dasar Kitab Kuning.
Keberanian dan kesiapannya di usia yang sangat muda ini menjadikannya menjadi simbol regenerasi ulama muda yang cerdas dan berpotensi dari Bumi Celebes.

Peserta cilik ini berasal dari Pesantren Al Ikhlas Ujung, Kabupaten Bone. Meskipun jauh dari pusat kota Makassar, pesantren tersebut berhasil membentuk Eldhiya menjadi pribadi yang memiliki kecintaan mendalam pada khazanah keilmuan Islam klasik. Keberhasilannya menembus seleksi hingga tingkat nasional menjadi kebanggaan tersendiri bagi pesantren dan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan.

Di balik kecemerlangan Eldhiya, terdapat dukungan kuat dari latar belakang keluarga yang kental dengan dunia pengajar. Ayahnya Ilham merupakan seorang wakil dekan di salah satu perguruan tinggi di Makassar, sementara sang ibu Ida Liana Tanjung juga berprofesi sebagai dosen. Pendidik yang mengalir dalam dirinya menjadi modalitas tak ternilai untuk memahami dan mendalami materi-materi Kitab Kuning yang terbilang kompleks.

Meskipun masih di tingkat dasar, Eldhiya Al Maqassari Ilham menyimpan cita-cita yang sangat besar. Ia mengungkapkan bahwa salah satu mimpinya adalah dapat melanjutkan studi dan bersekolah di luar negeri.
"Cita-cita saya ingin bersekolah diluar negeri, dikampus-kampus ternama di Inggris, Belanda atau di kairo". Ucapannya sambil menenteng kitabnya
Cita-cita ini sejalan dengan tema besar MQK tahun 2025, yaitu “Dari Pesantren untuk Dunia,” yang mendorong santri Indonesia untuk go internasional dan menebarkan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil ‘Alamin ke kancah global.

Dikesempatan yang sama, Muh. Fadliansyah Pembina pendamping Eldhiya mengungkapkan kekaguman dan harapanya, "Peserta kita ini mempunyai kemampuan yang mempuni anaknya cerdas dan muda paham, saya berharap dia bisa masuk final". Ungkapnya

Dengan segala potensi dan dukungan yang dimilikinya, peserta muda dari Sulsel ini siap bertarung dan menorehkan prestasi di hadapan dewan hakim. Keikutsertaan Eldhiya adalah penanda bahwa masa depan keilmuan pesantren Indonesia khususnya di Sulsel berada di tangan generasi muda yang penuh semangat dan ambisi. (Ady)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default