Santri MA Ponpes As’adiyah Dapoko, Ghulam Faslih, Kibarkan Sang Merah Putih Di HUT RI Ke-80 Kabupaten Bantaeng

Kontributor

Bantaeng (Kemenag Bantaeng) - Suasana khidmat dan penuh haru menyelimuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di tribun Pantai Seruni, Kabupaten Bantaeng, Sabtu (17/8/2025). Ratusan pasang mata tertuju pada detik-detik pengibaran Sang Merah Putih, di mana salah satu putra terbaik daerah, Ghulam Faslih, berhasil menjalankan tugas mulianya sebagai bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Bantaeng.
Ghulam Faslih, santri kelas XI 1 Madrasah Aliyah As’adiyah Dapoko, resmi dikukuhkan sebagai anggota Paskibraka Kabupaten Bantaeng oleh Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin, di Gedung Balai Kartini pada Jumat (15/8/2025). Dalam upacara bersejarah hari ini, ia mendapat amanah penting sebagai pengerek bendera dalam barisan Pasukan 8, pasukan inti yang bertugas membawa duplikat Sang Merah Putih, simbol suci kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan penuh ketenangan, Ghulam memastikan bendera terpasang dengan sempurna pada tali sebelum dikibarkan dengan penuh wibawa.
Santri yang merupakan putra tercinta dari pasangan Bakri dan Rahma, warga Jl. Melati, ini tidak hanya berprestasi di bidang kepaskibrakaan, dirinya juga merupakan seorang hafidz Al-Qur'an, dan juga dikenal sebagai atlet pencak silat berbakat. Ghulam pernah menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara II tingkat provinsi pada ajang Makassar Championship III cabang olahraga pencak silat yang digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Pada upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di Pantai Seruni ini, hadir pula pimpinan Pondok Pesantren As’adiyah Dapoko, Kiai Hamzah Israil, beserta ibu Nyai ustadzah Rohani. Kehadiran beliau memberikan dukungan langsung sekaligus menjadi saksi sejarah ketika salah satu santri terbaiknya diberi amanah penting di hadapan masyarakat Kabupaten Bantaeng.
Dalam tanggapannya, Kiai Hamzah Israil menyampaikan rasa bangga yang mendalam. “Alhamdulillah, hari ini kami sangat bersyukur dan bangga melihat salah satu santri kami, Ghulam Faslih, mendapat amanah mulia sebagai pengerek bendera pada barisan inti Paskibraka. Ini menjadi bukti bahwa santri memiliki potensi besar untuk berkiprah, tidak hanya di lingkungan pesantren tetapi juga di panggung nasional dan daerah,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan rasa syukur yang semakin bertambah karena alumni Madrasah Tsanawiyah As’adiyah Dapoko turut serta dalam pasukan Paskibraka tahun ini sebagai pembawa baki bendera Merah Putih dan juga sebagai paskibraka di barisan 17. “Kebanggaan ini berlipat ganda, karena ternyata tidak hanya santri yang sedang menempuh pendidikan di madrasah, tetapi juga alumni As’adiyah Dapoko turut serta berperan dalam detik-detik bersejarah peringatan HUT RI ke-80. Hal ini menandakan bahwa kader-kader pesantren mampu tampil di garda depan membawa nama baik daerah dan lembaga,” tambahnya.
Tak hanya pimpinan pondok, segenap guru, santri, dan para pembina Pondok Pesantren As’adiyah Dapoko juga turut hadir secara langsung menyaksikan detik-detik sakral pengibaran bendera Merah Putih. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan moral dan kebanggaan kolektif keluarga besar pesantren atas kiprah santri dan alumninya dalam momentum penting peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Bantaeng.
Kepala Madrasah Aliyah As’adiyah Dapoko turut menyampaikan apresiasi yang besar atas pencapaian tersebut. “Kami sangat mengapresiasi dan merasa bangga atas pencapaian Ghulam Faslih yang mampu menjadi bagian dari Paskibraka Kabupaten Bantaeng. Ini adalah kebanggaan tidak hanya bagi keluarga besar As’adiyah Dapoko, tetapi juga bagi keluarga Ghulam dan masyarakat Bantaeng. Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi santri lain untuk terus berprestasi dalam berbagai bidang,” ungkap Kiai Sudirman Sappara.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pencapaian ini sejalan dengan visi pembangunan daerah Bantaeng, yakni Bantaeng Bangkit, Maju, dan Religius. Menurutnya, kebangkitan yang diharapkan bukan hanya menyentuh aspek pembangunan fisik, melainkan juga kebangkitan moral, spiritual, dan sosial melalui generasi muda yang berkarakter, disiplin, dan cinta tanah air.
Kehadiran Ghulam Faslih di barisan Paskibraka Kabupaten Bantaeng pada momentum HUT RI ke-80, ditambah dengan peran alumni As’adiyah Dapoko sebagai pembawa baki bendera, menjadi simbol nyata kontribusi santri dalam mengisi kemerdekaan. Hal ini membuktikan bahwa pesantren mampu melahirkan generasi unggul, berprestasi, dan berdaya saing, sekaligus berjiwa nasionalis dan religius.(umr)