Temu Tokoh Agama Di Kepulauan Selayar, Kakanwil: Mari Merawat Keragaman, Merajut Kerukunan Menuju Indonesia Emas

Kontributor

Selayar, Kemenag Sulsel – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Selayar menggelar Temu Tokoh Agama untuk Pencegahan Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan Tahun 2025 di Aula Kantor Kemenag Kepulauan Selayar, Senin (11/8/2025).
Kegiatan yang mengusung tema “Merawat Keragaman dan Merajut Kerukunan Menuju Indonesia Emas” diikuti 30 peserta yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan unsur terkait lainnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, dalam sambutannya menegaskan bahwa keberagaman merupakan kekayaan bangsa yang harus terus dijaga dan dirawat bersama.
“Indonesia ini dibangun di atas fondasi keragaman. Perbedaan suku, budaya, dan agama adalah anugerah yang harus kita pelihara. Kerukunan yang kita rawat hari ini adalah modal menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pencegahan dini konflik sosial harus dilakukan secara berkelanjutan melalui komunikasi, kerja sama lintas agama, dan peningkatan pemahaman antar umat.
“Kita ingin memastikan bahwa potensi konflik dapat diantisipasi sejak awal, sehingga tidak mengganggu persatuan dan keharmonisan masyarakat,” tambahnya.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kepulauan Selayar, Nur Aswar Badulu, menyampaikan bahwa wilayahnya selama ini dikenal sebagai daerah yang rukun dan damai. Namun demikian, ia menegaskan perlunya kewaspadaan dan dialog berkelanjutan.
“Kerukunan tidak boleh hanya terjaga di permukaan. Kita perlu memperkuatnya dengan ruang-ruang dialog seperti ini, agar hubungan antar umat semakin erat dan saling memahami,” ungkapnya.
Ia mengajak seluruh peserta untuk mengimplementasikan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Tim Bina Lembaga dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Sulsel, Ketua FKUB Kabupaten Kepulauan Selayar, serta tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu.
Dalam sesi diskusi, para peserta saling bertukar pandangan tentang strategi mencegah potensi gesekan sosial, membangun komunikasi lintas iman, dan memperkuat sinergi di tengah keberagaman.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta menyatakan komitmen bersama untuk menjadi Duta Kerukunan di lingkungan masing-masing, sekaligus mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045 yang damai, harmonis, dan sejahtera. (diah)