Bimas Islam Kemenag Gowa Gelar Pelatihan Pembuatan Konten Kreatif Bagi PAI

Kontributor

Sungguminasa (Kemenag Gowa). Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa menggelar Pelatihan Pembuatan Konten Kreatif bagi Penyuluh Agama Islam, Sabtu (2/8/2025), bertempat di Ruang Rapat Pimpinan Kemenag Gowa.
Mengusung tema “Penyuluh Agama Islam Aktif dalam Konten Digital Inklusif dan Transformatif” dan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kemenag Gowa, Jamaris Halik, didampingi Kepala Seksi Bimas Islam, Tajuddin.
Dalam sambutannya, Jamaris menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini dan menyebutnya sebagai bentuk respon nyata terhadap dinamika dakwah di era digital.
“Saya sangat menantikan kegiatan ini. Terima kasih kepada Seksi Bimas Islam yang telah memberikan ruang bagi penyuluh untuk mengeksplorasi dan mengglorifikasi berbagai kegiatan dakwah. Kementerian Agama mengurus seluruh aspek kehidupan umat, dari lahir sampai wafat. Maka kecepatan informasi dan kemampuan menyesuaikan diri dengan zaman adalah sebuah keniscayaan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perubahan pola konsumsi informasi masyarakat yang kini lebih menyukai visual dan video ketimbang bacaan panjang.
“Minat baca rendah, masyarakat cenderung menonton. Maka berdakwah hari ini harus efektif, praktis, dan berdampak. Kita berharap muncul konten kreator dari Kemenag yang menghadirkan pesan-pesan dakwah yang menarik dan menyejukkan, menjadi hasanah digital yang memperkenalkan nilai-nilai agama secara positif,” ujar mantan Kakan Kemenag Sinjai itu.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa seluruh ASN Kemenag di era ini tidak lagi bisa beralasan tidak memiliki perangkat digital.
“Tidak ada alasan pegawai tidak punya gawai. Setiap orang harus punya media sosial, minimal WhatsApp sebagai media dakwah dan perekat masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam juga menegaskan pentingnya pemanfaatan media sosial sebagai bagian dari tugas penyuluh dan lembaga. “Media sosial harus diaktifkan. KUA wajib mengunggah setiap kegiatan, agar program-program keagamaan tersosialisasi luas kepada masyarakat. Bahkan, salah satu indikator penilaian kini adalah sejauh mana akun media sosial aktif dan informatif,” jelasnya.
Diakhir sambutannya, mantan Kasi PHU itu juga mengingatkan pentingnya etika bermedia sosial dan mengajak para penyuluh untuk tetap bijak dalam memanfaatkan media digital sebagai alat perekat, bukan pemecah.
Pelatihan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal memperkuat kapasitas penyuluh agama dalam berdakwah melalui platform digital yang inklusif, kreatif, dan selaras dengan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.(NHR/OH)