Cetak Generasi Unggul, MIM Kacci-Kacci Gelar Workshop Integrasi KBC

Kontributor

Bontonompo (Kemenag Gowa). Pagi yang cerah menjadi saksi terselenggaranya kegiatan penting di Gedung Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kacci-Kacci. Sabtu (6/9/2025), madrasah menggelar workshop bertajuk “Integrasi Kurikulum Berbasis Cinta dan Pendekatan Pembelajaran Mendalam.”
Acara ini menjadi momentum istimewa karena dihadiri oleh tiga madrasah binaan, yakni MI Muhammadiyah Kacci-Kacci, MI Muhammadiyah Romanglompoa, dan MI Muhammadiyah Tamacinna. Kehadiran para guru dari tiga madrasah tersebut memperkuat semangat kebersamaan dan komitmen bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan madrasah Muhammadiyah.
Dibuka oleh Pengawas Bina Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Darniati. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif penyelenggaraan workshop ini. Menurutnya, integrasi kurikulum yang berlandaskan cinta adalah sebuah pendekatan yang selaras dengan nilai-nilai pendidikan Islam, dimana kasih sayang, keteladanan, dan pembentukan akhlak mulia menjadi ruh utama.
“Guru adalah teladan bagi murid-muridnya. Ketika pembelajaran dilakukan dengan cinta, anak-anak akan tumbuh tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berakhlak mulia,” ujarnya penuh harapan.
Workshop ini menghadirkan pemateri utama, Syamsuddin Rasyid, seorang praktisi pendidikan yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan kurikulum. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa kurikulum berbasis cinta harus diterapkan dalam seluruh aspek pembelajaran, mulai dari perencanaan, proses di kelas, hingga evaluasi.
Syamsuddin yang merupakan Pengawas Madrasah Kemenag Gowa itu menguraikan bahwa guru perlu membangun ikatan emosional yang sehat dengan siswa, menghadirkan suasana kelas yang penuh kasih sayang, serta menggunakan metode yang mendorong rasa ingin tahu dan keterlibatan aktif murid.
"Dengan demikian, tujuan pendidikan tidak berhenti pada pencapaian nilai akademik semata, melainkan juga membentuk manusia yang utuh—berilmu, berempati, dan mampu hidup berdampingan secara harmonis, " papar Sekjen Pokjawasnas RI itu.
Peserta workshop mengikuti kegiatan dengan penuh antusiasme. Diskusi yang berlangsung dinamis memperlihatkan bagaimana para guru saling bertukar pengalaman, mengajukan pertanyaan, dan berbagi praktik baik dari madrasah masing-masing. Beberapa guru mengaku bahwa materi yang disampaikan memberikan perspektif baru dalam memaknai tugas mulia seorang pendidik.
“Kegiatan ini membuat kami semakin sadar bahwa mengajar bukan hanya tentang menyampaikan materi, tetapi juga tentang menanamkan kasih sayang, mendidik dengan hati, dan mencetak generasi yang berkarakter,” ungkap salah seorang peserta dengan penuh semangat.
Selain penyampaian materi, workshop juga menjadi ruang refleksi bersama. Para guru diajak untuk meninjau kembali cara mereka merancang pembelajaran, serta mengidentifikasi aspek-aspek yang dapat diperkuat agar proses belajar mengajar lebih bermakna. Dalam suasana yang penuh keakraban, peserta merumuskan beberapa langkah tindak lanjut, antara lain penerapan metode pembelajaran aktif, penguatan nilai-nilai keislaman dalam kurikulum, serta pengembangan budaya sekolah yang mengedepankan kepedulian dan cinta kasih.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada aspek teoritis, tetapi juga menghadirkan simulasi praktis yang memberikan gambaran nyata bagaimana strategi berbasis cinta dapat diimplementasikan di kelas. Melalui simulasi ini, peserta merasakan langsung suasana belajar yang interaktif, hangat, dan menyenangkan. Hal ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk menerapkannya di sekolah masing-masing.
Menutup rangkaian kegiatan, Darniati, Pengawas Bina kembali menyampaikan harapannya agar workshop ini menjadi langkah awal bagi lahirnya inovasi-inovasi pendidikan di madrasah Muhammadiyah. Beliau menekankan bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya ditentukan oleh kecanggihan kurikulum, melainkan oleh ketulusan hati para pendidik dalam mendidik anak-anak bangsa.
Dengan terselenggaranya workshop ini, Madrasah Ibtidaiyah Kacci-Kacci bersama dua madrasah binaan lainnya semakin mantap melangkah menuju visi mencetak generasi unggul yang berilmu, berkarakter, dan berakhlak mulia. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang dilandasi cinta mampu menghadirkan pembelajaran yang mendalam, menyenangkan, dan bermakna bagi setiap peserta didik.(MF/OH)