Provinsi

Dari Makassar Untuk Indonesia: Tokoh Agama Sepakat Wujudkan Kerukunan Berdasarkan Deklarasi Istiqlal

Foto Kontributor
Fatri Andy

Kontributor

Kamis, 31 Juli 2025
...

Makassar, (Kemenag Sulsel) — Komitmen untuk membangun kerja sama lintas agama kembali ditegaskan dalam kegiatan silaturahmi dan dialog antarumat beragama yang diselenggarakan oleh Komisi Kerasulan Awam dan Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Makassar, Kamis, 31 Juli 2025.


Kegiatan yang berlangsung di Keuskupan Agung Makassar ini mengangkat tema “Mendalami dan Membangun Kerja Sama Lintas Agama Berdasarkan Deklarasi Istiqlal 2024”. Acara ini menjadi ruang refleksi sekaligus aksi bersama dalam memperkuat perdamaian, toleransi, dan pelestarian lingkungan hidup.


Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama, organisasi keagamaan, pemuda lintas Agama dan perwakilan pemerintah, termasuk Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, serta Uskup Agung Makassar, Mgr. Fransiskus Nipa. Kegiatan ini juga menjadi tindak lanjut dari semangat Deklarasi Istiqlal 2024 yang menekankan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan kerukunan lintas identitas.


Pastor Alber Arina, Ketua Komisi Kerawam HAK Keuskupan Agung Makassar, menegaskan bahwa deklarasi tersebut merupakan momentum penting dalam memperkuat persaudaraan lintas agama.


“Deklarasi Istiqlal adalah mukjizat karena mempertemukan dua tokoh agama besar dalam semangat damai. Ini adalah pintu masuk bagi agama-agama untuk membangun persaudaraan yang melampaui batas suku dan agama,” jelasnya.


Ia menambahkan, forum seperti ini perlu terus dipelihara agar menjadi ruang terbuka bagi dialog antarormas keagamaan dan generasi muda.


“Kami akan terus merawat pertemuan ini agar menjadi komitmen bersama sebagai anak bangsa,” tambahnya.


Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, menyambut baik inisiatif ini dan berharap agar forum serupa dapat dijadikan agenda berkelanjutan dalam memperkuat jalinan persaudaraan lintas iman.


“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Deklarasi Istiqlal menegaskan bahwa ajaran agama sejatinya adalah kasih sayang, termasuk dalam menjaga alam dan memperkuat persaudaraan. Ini selaras dengan misi Kementerian Agama dalam membangun harmoni sosial di tengah keberagaman,” ungkapnya.


Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas agama sebagai fondasi membangun bangsa yang rukun dan damai.


“Kerja sama lintas agama bukan hanya simbolik, tapi harus diwujudkan dalam gerakan nyata yang menyentuh masyarakat. Saya berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sebagai seremoni, tapi menjadi pemantik lahirnya gerakan bersama lintas iman untuk menjaga lingkungan, melawan intoleransi, dan memperkuat solidaritas sosial,” lanjutnya.


Ali Yafid menambahkan bahwa Kementerian Agama terbuka untuk mendukung penuh forum-forum dialog lintas agama yang konstruktif dan inklusif.


“Kami di Kanwil Kemenag Sulsel siap memfasilitasi ruang-ruang perjumpaan seperti ini. Semangat silaturahmi, dialog, dan kolaborasi lintas iman adalah bagian dari ikhtiar besar kita merawat Indonesia,” pungkasnya.


Sementara itu, Pembimas Katolik Provinsi Sulawesi Selatan, Paulus Palondongan, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari dua agenda penting Gereja yang saling melengkapi.


“Kegiatan ini membangun jembatan persaudaraan untuk menangkal radikalisme dan terorisme, serta menegaskan pentingnya dialog antarumat beragama berdasarkan semangat Deklarasi Istiqlal,” jelasnya.


Ia juga menekankan pentingnya dua pendekatan utama dalam dialog lintas agama: dialog kehidupan dan dialog karya.


“Dialog kehidupan menekankan bahwa kita berasal dari satu Pencipta dan harus saling menolong. Sementara dialog karya menuntut kita mengungkapkan nilai-nilai itu dalam tindakan nyata sebagai makhluk sosial,” tuturnya.


“Saya sangat mendukung inisiatif Gereja dalam pelestarian alam, yang juga merupakan bagian dari program Kementerian Agama,” imbuhnya.


Sebagai penutup, Uskup Agung Makassar, Mgr. Fransiskus Nipa, berharap agar silaturahmi lintas iman ini tidak berhenti pada forum formal semata, melainkan dilanjutkan dengan aksi nyata yang membawa manfaat luas bagi masyarakat.


“Ini bukan pertemuan terakhir. Harus ada tindak lanjut agar membawa dampak positif bagi kita semua,” tegasnya.

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default