Dari Teori Ke Praktek: Jamaah Majelis Taklim Watampone Belajar Penyelenggaraan Jenazah

Kontributor

Watampone, Kemenag Bone - Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Tanete Riattang kembali melakukan inovasi dakwah dengan terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Kali ini, penyuluh hadir di Majelis Taklim Darul Rasjid, Kelurahan Watampone, untuk mengadakan praktek tata cara penyelenggaraan jenazah, selasa (19/08/2025). Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari jamaah ibu-ibu majelis taklim yang antusias mengikuti seluruh rangkaian.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan tausiyah
oleh Hj. Nurhaena dan Ust. Harsulia mengenai pentingnya memahami ilmu fardhu
kifayah. Beliau menjelaskan bahwa penyelenggaraan jenazah merupakan kewajiban
bersama umat Islam yang meliputi memandikan, mengkafani, menyalatkan, hingga
menguburkan jenazah. Jika kewajiban ini ditunaikan, maka seluruh umat Islam di
sekitarnya terbebas dari dosa, namun jika ditinggalkan, maka semua akan
menanggung dosa.
Materi pertama yang disampaikan adalah
tatacara menggunting kain kafan, mulai melipat kain kafan, menggunting baju,
celana, dan yang lainnya, dilanjutkan
dengan tatacara memandikan jenazah. Penyuluh mempraktekkan
langkah-langkahnya mulai dari menyiapkan air, menggunakan sarung tangan,
menjaga aurat jenazah, berniat, serta tata cara menyiram dan membersihkan
anggota tubuh jenazah dengan penuh kehati-hatian dan adab. Jamaah diperlihatkan
bagaimana menjaga kebersihan dan kehormatan jenazah selama proses tersebut.
Materi berikutnya adalah mengkafani jenazah.
Penyuluh memperagakan kain kafan yang terdiri dari tiga lapis untuk laki-laki
dan lima lapis untuk perempuan, cara melipat, serta posisi jenazah ketika
dibungkus dengan kafan. Jamaah diajarkan pula adab dalam mengkafani, termasuk
tata cara meletakkan kapas dan wewangian sunnah, agar jenazah dihormati hingga
akhir hayatnya.
Kemudian dilanjutkan dengan shalat jenazah,
dimana penyuluh menjelaskan bacaan dan gerakannya yang tanpa rukuk maupun
sujud, namun penuh doa bagi almarhum. Jamaah berlatih membaca takbir empat
kali, dengan bacaan doa setelah takbir pertama berupa al-Fatihah, takbir kedua
membaca shalawat, takbir ketiga doa untuk jenazah, dan takbir keempat doa umum
sebelum salam.
Materi terakhir adalah tata cara penguburan
jenazah. Penyuluh menerangkan adab mengiringi jenazah, posisi jenazah ketika
dimasukkan ke dalam liang lahat, hingga doa setelah penguburan. Ditekankan pula
agar keluarga dan jamaah senantiasa mendoakan serta bersabar, karena kematian
adalah ketetapan Allah yang pasti datang bagi setiap hamba.
Seluruh rangkaian praktek ini dilakukan secara
langsung, sehingga jamaah bukan hanya mendapatkan ilmu secara teori, tetapi
juga menyaksikan dan mencoba langkah-langkahnya. Hal ini membuat suasana
pelatihan menjadi lebih hidup dan mudah dipahami. Para ibu-ibu majelis taklim
mengaku sangat terbantu karena sebagian besar dari mereka belum pernah mempraktekkan
langsung.
Dengan adanya kegiatan ini, penyuluh KUA
Tanete Riattang berharap ilmu tentang penyelenggaraan jenazah dapat dipahami
dan dipraktikkan masyarakat di lingkungan masing-masing. Selain menambah
wawasan, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa kematian adalah nasihat
paling berharga untuk mempersiapkan bekal menuju Allah SWT. (Anha/Ahdi)