Daerah

Dari Teori Ke Praktek: Jamaah Majelis Taklim Watampone Belajar Penyelenggaraan Jenazah

Foto Kontributor
Humas Bone

Kontributor

Rabu, 20 Agustus 2025
...

Watampone, Kemenag Bone - Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Tanete Riattang kembali melakukan inovasi dakwah dengan terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Kali ini, penyuluh hadir di Majelis Taklim Darul Rasjid, Kelurahan Watampone, untuk mengadakan praktek tata cara penyelenggaraan jenazah, selasa (19/08/2025). Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari jamaah ibu-ibu majelis taklim yang antusias mengikuti seluruh rangkaian.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan tausiyah oleh Hj. Nurhaena dan Ust. Harsulia  mengenai pentingnya memahami ilmu fardhu kifayah. Beliau menjelaskan bahwa penyelenggaraan jenazah merupakan kewajiban bersama umat Islam yang meliputi memandikan, mengkafani, menyalatkan, hingga menguburkan jenazah. Jika kewajiban ini ditunaikan, maka seluruh umat Islam di sekitarnya terbebas dari dosa, namun jika ditinggalkan, maka semua akan menanggung dosa.

Materi pertama yang disampaikan adalah tatacara menggunting kain kafan, mulai melipat kain kafan, menggunting baju, celana, dan yang lainnya, dilanjutkan  dengan tatacara memandikan jenazah. Penyuluh mempraktekkan langkah-langkahnya mulai dari menyiapkan air, menggunakan sarung tangan, menjaga aurat jenazah, berniat, serta tata cara menyiram dan membersihkan anggota tubuh jenazah dengan penuh kehati-hatian dan adab. Jamaah diperlihatkan bagaimana menjaga kebersihan dan kehormatan jenazah selama proses tersebut.

Materi berikutnya adalah mengkafani jenazah. Penyuluh memperagakan kain kafan yang terdiri dari tiga lapis untuk laki-laki dan lima lapis untuk perempuan, cara melipat, serta posisi jenazah ketika dibungkus dengan kafan. Jamaah diajarkan pula adab dalam mengkafani, termasuk tata cara meletakkan kapas dan wewangian sunnah, agar jenazah dihormati hingga akhir hayatnya.

Kemudian dilanjutkan dengan shalat jenazah, dimana penyuluh menjelaskan bacaan dan gerakannya yang tanpa rukuk maupun sujud, namun penuh doa bagi almarhum. Jamaah berlatih membaca takbir empat kali, dengan bacaan doa setelah takbir pertama berupa al-Fatihah, takbir kedua membaca shalawat, takbir ketiga doa untuk jenazah, dan takbir keempat doa umum sebelum salam.

Materi terakhir adalah tata cara penguburan jenazah. Penyuluh menerangkan adab mengiringi jenazah, posisi jenazah ketika dimasukkan ke dalam liang lahat, hingga doa setelah penguburan. Ditekankan pula agar keluarga dan jamaah senantiasa mendoakan serta bersabar, karena kematian adalah ketetapan Allah yang pasti datang bagi setiap hamba.

Seluruh rangkaian praktek ini dilakukan secara langsung, sehingga jamaah bukan hanya mendapatkan ilmu secara teori, tetapi juga menyaksikan dan mencoba langkah-langkahnya. Hal ini membuat suasana pelatihan menjadi lebih hidup dan mudah dipahami. Para ibu-ibu majelis taklim mengaku sangat terbantu karena sebagian besar dari mereka belum pernah mempraktekkan langsung.

Dengan adanya kegiatan ini, penyuluh KUA Tanete Riattang berharap ilmu tentang penyelenggaraan jenazah dapat dipahami dan dipraktikkan masyarakat di lingkungan masing-masing. Selain menambah wawasan, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa kematian adalah nasihat paling berharga untuk mempersiapkan bekal menuju Allah SWT. (Anha/Ahdi)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default