Daerah

“Gasspool Menuju Sakinah: Penghulu Dua Boccoe Bacakan Khutbah Nikah Di Tengah Adat Bugis”

Foto Kontributor
Humas Bone

Kontributor

Rabu, 11 Juni 2025
...

Dua Boccoe, (Kemenag Bone) – Suasana sakral dan penuh khidmat mewarnai prosesi akad nikah pasangan Kardina dan Sali yang diselenggarakan pada hari Selasa, 10 Juni 2025, bertempat di Desa Kampoti, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Acara berlangsung dalam balutan adat Bugis yang kental dengan nuansa Islami, menandai penyatuan dua insan dalam ikatan suci pernikahan.

Dalam pelaksanaan akad nikah ini, Abd. Haris, selaku Penghulu KUA Kecamatan Dua Boccoe, bertindak sebagai pembaca khutbah nikah. Kehadiran beliau memberikan nuansa religius yang mendalam serta menjadi simbol legitimasi secara syariat dan hukum dalam pernikahan pasangan mempelai.

Akad nikah dilangsungkan dengan khidmat, dipimpin langsung oleh H. Sakka, ayah dari mempelai perempuan, yang bertindak sebagai wali nikah. Prosesi ini juga dihadiri oleh dua orang saksi dari kedua belah pihak keluarga, memastikan sahnya pernikahan menurut hukum Islam dan negara.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Hasan Basri, staf KUA Dua Boccoe, yang mendampingi proses pelaksanaan akad, serta Muh. Ashar, selaku penyuluh agama Islam KUA Dua Boccoe. Dalam sesi nasehat pernikahan, Muh. Ashar memberikan wejangan yang mendalam kepada kedua mempelai. Ia menyampaikan bahwa:

“Pernikahan harus diawali dengan niat yang kuat dan totalitas (gasspool), bukan setengah-setengah, karena niat yang lemah bisa mengurangi keberkahan rumah tangga. Kedua, pernikahan adalah tentang saling menyempurnakan, bukan mencari yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah, maka carilah pasangan yang bisa saling melengkapi. Ketiga, penting untuk saling memahami dan membangun komunikasi dalam mengarungi kehidupan bersama.”

Pernikahan yang dilaksanakan di dua lokasi berbeda ini turut mendapat perhatian dari Kepala KUA Dua Boccoe, H. Herwin, yang dalam waktu bersamaan mengemban tugas pengawasan kegiatan pernikahan lainnya di Desa Mario, sebuah lokasi yang menantang secara geografis. Meski demikian, seluruh kegiatan pernikahan di kedua lokasi berjalan dengan lancar dan penuh khidmat.

Kegiatan ini menjadi contoh sinergi antara adat dan syariat Islam yang saling melengkapi. Adat Bugis yang sarat dengan filosofi kehidupan berpadu harmonis dengan nilai-nilai Islam dalam pelaksanaan pernikahan, menciptakan suasana sakral yang bermakna mendalam bagi kedua mempelai dan keluarga besar yang hadir. (ashar/Ahdi)

Editor: Andi Baly
Tag: #KUA

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default