Kabid Penmad: Guru RA Adalah Pondasi Utama Dalam Membentuk Kepribadian Siswa Melalui KBC

Kontributor

Makassar, (Humas Kemenag) Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan melalui Tim Guru menggelar kegiatan sosialisasi petunjuk teknis (juknis) pembelajaran kurikulum berbasis cinta melalui platform Zoom. Kegiatan ini dipandu oleh Hj. Nurjannah, selaku ketua tim guru, dan diikuti oleh para guru Raudatul Athfal (RA) dari seluruh Sulawesi Selatan.
Dalam laporannya, Hj. Nurjannah menyampaikan bahwa jumlah guru RA yang terdata saat ini di seluruh Sulawesi Selatan adalah sebanyak 2.501 orang.
Pendidikan tidak hanya berperan dalam mentransfer ilmu, tetapi juga dalam membentuk karakter dan nilai moral, mencetak generasi yang cerdas, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan masa depan inti dari kurikulum berbasis cinta.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulsel, H. Wahyuddin Hakim, turut hadir dalam kegiatan tersebut. Kabid Penmad menekankan pentingnya bagi seorang guru madrasah, baik RA, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun Madrasah Aliyah (MA), untuk memahami dan menguasai panduan juknis kurikulum berbasis cinta.
"Tujuan belajar kurikulum berbasis cinta ini adalah membantu guru dan segenap pemangku kepentingan di madrasah dalam mengintegrasikan nilai-nilai cinta dalam proses pembelajaran dan interaksi di madrasah. Bagaimana guru RA sebagai ujung tombak pertama dalam membentuk karakter dan kepribadian anak siswa menjadi berakhlakul karimah, mencintai lingkungan sekitarnya," ujar H. Wahyuddin Hakim.
Kabid Penmad menambahkan bahwa kurikulum berbasis cinta ini mengajarkan bagaimana seorang guru RA menyambut kedatangan anak-anak di madrasah dengan penuh cinta dan keikhlasan, memberikan pelukan hangat, serta mengajarkan mereka hidup dengan penuh cinta. Bimbingan dan pendidikan yang diberikan dilandaskan dengan ibadah, yang merupakan inti dari kurikulum berbasis cinta.
Lebih lanjut, Wahyuddin Hakim berharap agar setiap guru menghadapi tantangan perkembangan teknologi, khususnya tentang Artificial Intelligence (AI). "Mau tidak mau, guru harus belajar tentang AI. Jika guru membutuhkan sesuatu yang bisa membantu dalam bahan ajarnya, bisa memanfaatkan AI," tambahnya.
Pertemuan melalui Zoom ini tidak hanya menjadi ajang sosialisasi, tetapi juga sebagai wadah untuk menjalin silaturahmi antar sesama guru RA serta menambah wawasan tentang kurikulum berbasis cinta. Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi yang interaktif. (ARK)