Kakan Kemenag Barru Hadiri Sarasehan Hari Anak Nasional 2025 Di Kanwil Kemenag Sulsel

Kontributor

Makassar, 23 Juli 2025 – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barru, H. Jamaruddin, bersama Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Barru, Ny. Rahmatia Jamaruddin, menghadiri kegiatan Sarasehan Hari Anak Nasional Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai II Kanwil Kemenag Sulsel ini mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, dan diikuti oleh pejabat administrator, Kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan, serta jajaran pengurus DWP Kemenag.
Hadir sebagai narasumber utama, Hj. Helmi Halimatul Udhma, Penasihat DWP Kementerian Agama RI, yang menyampaikan sejumlah arahan penting terkait peran keluarga dalam membangun karakter anak di tengah tantangan zaman.
“Kegiatan ini adalah yang kedua kali kami gagas bersama Kanwil dan perguruan tinggi, sebagai satu tim. Kita memiliki identitas yang sama. Anak-anak harus kita bina agar menjadi agen positif di masyarakat,” ujar Hj. Helmi.
Dalam paparannya, Hj. Helmi menegaskan pentingnya pembinaan anak secara menyeluruh agar siap menghadapi tantangan zaman. Ia menyoroti bahwa anak-anak masa kini harus cerdas secara spiritual, emosional, dan sosial agar tumbuh menjadi pribadi tangguh dan berdaya saing.
Lebih lanjut, ia menyampaikan lima poin utama dalam pembinaan anak:
1. Hak-hak dasar anak harus dilindungi sesuai amanat UU No. 35 Tahun 2014, seperti hak untuk tumbuh sehat, aman dari kekerasan seksual, serta memperoleh pendidikan dan kasih sayang.
2. Peran ibu sangat vital dalam pengasuhan. “Ibu-ibu jangan hanya memegang handphone, tapi peganglah balaknya—anak-anaknya. Karena bapak-bapak tidak sanggup menjadi ibu, apalagi melahirkan dan menyusui,” ujarnya.
3. Pentingnya ekosistem pendidikan yang sehat, di mana orang tua tidak hanya melarang, tapi juga membimbing dengan kasih dan keteladanan. “Jauhkan anak dari rasa takut, dekatkan dengan harapan-harapan,” ucapnya.
4. Tantangan digitalisasi keluarga, seperti fenomena pasangan suami istri yang duduk satu meja namun sibuk dengan gawai masing-masing. “Seolah berjauhan, padahal berdekatan. Jangan biarkan itu menjadi kebiasaan,” tambahnya.
5. Kesehatan mental anak harus menjadi perhatian utama. Ia mengimbau agar anak-anak dijauhkan dari perundungan (bullying), kekerasan, serta diberikan ruang untuk didengar dan dihargai.
“Stop bullying di sekolah! Dengarkan suara hati anak-anak kita. Jadikan mereka tunas bangsa yang kuat, sehat, dan siap mewujudkan cita-citanya,” tegas Hj. Helmi.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Hamdan Yohannes, dalam sambutannya menyampaikan bahwa anak-anak masa kini harus dibentuk dengan tiga karakter utama: spontanitas, orisinalitas, dan rasionalitas. Tiga hal ini diyakini menjadi pondasi dalam membentuk generasi yang memiliki mental kuat dan tidak mudah tergeser oleh pengaruh negatif zaman.
Kehadiran Kakan Kemenag Barru dan Ketua DWP Barru menjadi bukti nyata dukungan terhadap program perlindungan anak dan penguatan ketahanan keluarga dalam lingkup Kementerian Agama.
Sarasehan ini juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2025, yang bertujuan mempererat sinergi antara Kementerian Agama, perguruan tinggi, serta seluruh elemen keluarga dalam membentuk generasi emas Indonesia.
(Dini)