Bantaeng (Kemenag Bantaeng) - Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng, Dr. Salam, S.Ag., S.Pd., M.Pd., menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) ke-1 Forum Pendidik Madrasah Inklusi (FPMI) Pusat yang dilaksanakan secara daring pada Rabu, 30 Juli 2025.

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai penutup masa khidmah kepengurusan FPMI Pusat periode 2020–2025, sekaligus menjadi momentum strategis untuk membahas arah pengembangan pendidikan madrasah inklusif di lingkungan Kementerian Agama. Munas dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Amin Suyitno, M.Ag., dengan arahan agar pendidikan inklusif semakin diperkuat dalam sistem pendidikan madrasah ke depan.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Bantaeng, Dr. Salam, menyampaikan bahwa kehadirannya dalam forum tersebut merupakan bagian dari upaya serius untuk mendukung kebijakan pusat, khususnya arahan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Dr. Thobib Al Asyhar, M.Si., yang meminta agar segera dibentuk Forum Pendidikan Madrasah Inklusi (FPMI) tingkat kabupaten.

"Atas arahan dan petunjuk dari Direktur GTK, kami siap untuk mendukung pembentukan Forum Pendidikan Madrasah Inklusi tingkat Kabupaten Bantaeng. Forum ini penting sebagai wadah koordinasi, peningkatan kapasitas, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan pendidikan inklusif di madrasah," tegas Dr. Salam.

Acara yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB ini diikuti oleh para pengurus FPMI dari tingkat pusat, wilayah, hingga daerah, serta kepala dan guru madrasah inklusif se-Indonesia. Selain sesi pembukaan dan arahan dari para pejabat Kementerian Agama, Munas juga dirangkaikan dengan diskusi panel bertajuk “Bincang Masa Depan Pengembangan Pendidikan Inklusif di Kementerian Agama”, menghadirkan tokoh-tokoh penting seperti Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag., Dr. Thobib Al Asyhar, M.Si., dan Prof. Dr. Hj. Nyanyu Khodijah, M.Si.

Dengan semangat inklusivitas dan keberpihakan pada kelompok rentan, Kemenag Bantaeng berkomitmen mengawal hadirnya madrasah yang ramah bagi semua peserta didik, tanpa diskriminasi. Pembentukan forum inklusi tingkat kabupaten diharapkan menjadi langkah awal menuju sistem pendidikan madrasah yang semakin adaptif dan berkeadilan. (MSD)