Launcing Kurikulum Berbasis Cinta Di Jeneponto, Kakanwil: Pendidikan Yang Fokus Menanaman Nilai-Nilai Cinta Kasih

Kontributor

Jeneponto, (Kemenag Sulsel) - Kurikulum Berbasis Cinta adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada penanaman nilai-nilai cinta kasih, empati, dan kepedulian dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki karakter kuat, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Hal ini disampaikan oleh Ali Yafid dihadapan para Kepala Madrasah dan Guru Tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasaha Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah pada acara Launching Kurikulum Berbasis Cinta tingkat Kabupaten Jeneponto, Rabu (13/8/2025) di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu Kemenag Kabupaten Jeneponto.
“Pendidikan yang berangkat dari cinta akan melahirkan generasi yang bukan hanya pintar, tapi juga penuh empati, menghargai sesama, dan mampu membawa kedamaian di tengah masyarakat. Cinta adalah bahasa universal yang mempersatukan, dan madrasah kita harus menjadi pusat penyebarannya,” ungkap H. Ali Yafid.
Ia juga menyampaikan 3 konsep yang ingin dicapai, yang pertama Logos yaitu kemampuan berpikir kritis dan analitik siswa, yang kedua Etis yaitu pronsip moral dan nilai-nilai yang membimbing perilaku, dan yang kettiga adalah Habit yaitu pola perilaku yang baik yang berulang-ulang
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Madarasah Kanwil Kemenag Sulsel, H. Wahyuddin Hakim yang turut mendampingi dan memaparkan panduan teknis, serta surat edaran resmi terkait penerapan Kurikulum Berbasis Cinta. Ia menegaskan bahwa pendidikan sejatinya tidak hanya berperan mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, menanamkan nilai moral, dan mempersiapkan generasi masa depan yang cerdas dan berintegritas.
“SDM unggul tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas tinggi, integritas, dan keterampilan untuk menghadapi tantangan global. Kurikulum Berbasis Cinta hadir untuk menanamkan nilai kasih sayang, harmoni, dan peradaban yang berlandaskan sikap saling mencintai,” jelas Wahyuddin.
Pelaksana Tugas Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jeneponto, H Solihin berpesan kepada seluruh Jajarannya agar dapat mengimplementasikan kurikulum berbasi cinta di seluruh tingkatan satuan pendidikan lingkup kementerian agama kabupaten jeneponto,.
Ia juga mengingatkan kepada seluruh jajarannya agar dalam bertindak senantiasa sesuai koridor dan aturan yang berlaku.
"Saya harap dalam menjalan program agar kiranya sesuai Juknis dan aturan yang berlaku", pesannya.
Peluncuran dihardiri para Pejabat Eselon IV Lingkup Kemenag Kabupaten Jeneponto, para Kepala Madrasah, dan Guru Madrasah
Dengan lahirnya Kurikulum Berbasis Cinta, Kemenag Jeneponto optimistis pendidikan madrasah akan semakin relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa kehilangan ruh kemanusiaan dan nilai luhur yang menjadi ciri khasnya. (Diah)