Memetik Manfaat Pembiasaan Salat Duha Di MAN 1 Parepare

Kontributor

Parepare, (Kemenag Parepare) - MAN 1 Kota Parepare terus menanamkan nilai-nilai religius dan akademik melalui kegiatan rutin pembiasaan Salat Duha yang dilaksanakan setiap hari Rabu. Kegiatan ini menjadi salah satu ikon pembinaan karakter yang tidak hanya berdampak pada spiritualitas, tetapi juga pada aspek intelektual dan sosial warga madrasah.
Pembiasaan salat duha ini telah
menjadi rutinitas yang diikuti oleh seluruh warga MAN 1 Parepare, mulai dari
siswa, guru, pembina, hingga tenaga kependidikan.
Rangkaian kegiatan dimulai pada
pagi hari dengan pembacaan salawat, dilanjutkan dengan pelaksanaan salat duha
berjamaah, doa bersama, dan ditutup dengan ceramah singkat serta momen
bersalaman antarwarga madrasah.
Kepala MAN 1 Parepare, Rusman
Madina mengatakan, kegiatan ini memiliki banyak sekali manfaat yang dirasakan
dalam kehidupan madrasah sehari-hari. “Saya sangat mengharapkan kepada kita
semua agar pembiasaan tersebut kita ikuti bersama-sama karena di dalamnya
banyak manfaat, dan hal itu saya rasakan sendiri,” ujarnya dengan penuh
keyakinan, Rabu, 7 Mei 2025.
Secara spiritual, salat duha
diyakini memiliki nilai-nilai keutamaan dalam Islam, termasuk sebagai bentuk
pendekatan diri kepada Allah SWT. Namun lebih dari itu, pelaksanaannya di MAN 1
Parepare juga menjadi sarana efektif dalam membentuk disiplin, kebersamaan, dan
keteladanan.
Dari sisi akademik, momen setelah
salat duha yang diisi dengan arahan atau ceramah singkat menjadi platform yang
berharga. Guru-guru diberi kesempatan untuk menyampaikan pesan-pesan edukatif
sesuai bidang keahlian mereka.
Misalnya, pada pelaksanaan hari Rabu,
7 Mei 2025, guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan memberikan arahan tentang
pentingnya menjaga kebugaran tubuh melalui olahraga rutin. Ini menjadi bentuk
pembelajaran lintas konteks yang menghubungkan nilai agama dengan gaya hidup
sehat.
"Jika guru Pendidikan
Jasmani yang memberikan ceramah, maka biasanya topik yang dibahas terkait
pentingnya aktivitas fisik. Sementara jika guru Bahasa Indonesia yang tampil,
bisa jadi membahas etika komunikasi atau pentingnya literasi," jelas salah
satu guru.
Tak hanya guru, siswa pun diberi
peran dalam memberikan ceramah atau motivasi singkat. Hal ini menjadi peluang
emas bagi mereka untuk melatih kemampuan public speaking, memperkuat rasa
percaya diri, dan mengasah mental dalam berbicara di hadapan umum. Madrasah
melihat ini sebagai bagian dari pendidikan karakter dan pelatihan kepemimpinan
yang konkret.
“Kami sengaja memberi ruang
kepada siswa untuk tampil karena itu bagian dari pembelajaran non-formal yang
penting. Mereka belajar berbicara, menyampaikan pendapat, dan menjadi role
model bagi teman-temannya,” ujar salah satu pembina madrasah.
Selain itu, suasana selepas salat
duha juga menjadi momen untuk saling menyapa, berbagi informasi, dan membangun
hubungan antarwarga madrasah yang lebih hangat dan penuh empati.
Organisasi Siswa Intra Madrasah
(OSIM) juga memegang peran strategis dalam menyukseskan kegiatan ini. Pembina
OSIM, Riska Ayu, menyampaikan bahwa pihaknya siap menjadi motor penggerak
pelaksanaan salat duha agar berlangsung tertib dan konsisten.
“Kami dari pembina dan pengurus
OSIM akan siap untuk turut memantau sekaligus menjadi penggerak dalam
melancarkan pelaksanaan salat duha,” tutur Riska Ayu penuh semangat. Ia juga
menambahkan bahwa OSIM secara rutin menyiapkan daftar petugas, mengatur waktu,
dan memastikan perlengkapan ibadah terpenuhi.
Melalui pembiasaan ini, MAN 1
Parepare tidak hanya mencetak generasi yang cerdas secara akademik, tetapi juga
kuat secara spiritual dan matang secara sosial. Kegiatan ini menjadi fondasi
dalam membangun budaya sekolah yang positif, religius, dan berprestasi.
Diharapkan, pembiasaan salat duha
akan terus menjadi bagian dari identitas madrasah dan mampu menginspirasi
institusi pendidikan lain dalam membentuk lingkungan belajar yang menyeluruh
dan berimbang antara ilmu dan iman.(Taqdir/Wn)