Mengajar Dengan Hati”: Pesan Rektor UIN Palopo Di Yudisium Guru Profesional PPG 2025

Kontributor

Palopo (Kemenag Luwu) – Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo menggelar
Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dalam Jabatan Batch 1 Tahun 2025, pada Senin (6/10/2025), bertempat di
Auditorium Phinisi UIN Palopo.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat sivitas akademika UIN Palopo,
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Luwu, para Kepala Seksi PAIS dari
Konawe, Konawe Selatan, dan Luwu, serta Ketua Dharma Wanita UIN Palopo.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Palopo, Dr. Abbas Langaji, M.Ag, menyampaikan
ucapan selamat kepada para peserta yang resmi menyandang gelar guru profesional.
Ia menegaskan bahwa profesi guru merupakan panggilan hidup yang tidak mudah dan
hanya bisa dijalani oleh orang-orang yang memiliki keteguhan hati.
“Siapa yang mengatakan profesi guru itu susah? Tidak, bapak-ibu. Profesi
guru itu bukan sekadar susah, tapi susah sekali,” ujar Rektor disambut tawa dan
tepuk tangan peserta.
“Menjadi guru adalah pekerjaan berat, hanya mereka yang terpilih dan memiliki
ketulusan lahir batin yang mampu menjalaninya dengan baik.”
Rektor Abbas juga menyampaikan rasa bangganya kepada para guru yang telah
mengabdikan diri selama puluhan tahun.
“Ada tadi yang lahir tahun 1967, tapi tetap setia menekuni profesi guru
dengan sabar dan tabah. Saya acungkan dua jempol untuk bapak-ibu semua,”
ujarnya sambil tersenyum.
Lebih lanjut, Rektor Abbas menitipkan empat pesan penting kepada para guru
profesional yang baru dikukuhkan:
Pertama, terus tingkatkan kapasitas diri. “Jangan karena sudah
memegang sertifikat, lalu berhenti belajar. Jadilah guru yang gemar membaca dan
terus mengembangkan diri, “pungkasnya. Jaga kehormatan profesi guru. Ia menekankan bahwa profesi guru memiliki
kedudukan mulia, bahkan lebih dihormati dibandingkan banyak profesi lain.
Kedua, tidak banyak profesi yang
pelakunya dicium tangannya. Guru Adalah salah satunya. Maka jagalah harkat dan
martabat guru,” ujarnya.
Ketiga, mengajar dengan hati. Rektor
mengingatkan pentingya mengajar dengan ketulusan di Tengah tantangan zaman.
“Dulu, ketika guru memukul murid,
orang tua ikut memarahi anaknya. Sekarang justru guru yang bisa dilaporkan. Karena
itu, mari kita ajar dengan hati. Kalau hati yang mengajar, ilmu akan sampai ke
sanubari anak didik,” tuturnya.
Ia juga berpesan agar guru tidak
mendoakan hal buruk kepada murid, meski mereka tersinggung. “Doa guru sangat
didengar Tuhan. Maka doakanlah murid-murid kita agar menjadi manusia yang baik
dan bermanfaat.”
Keempat, tingkatkan tanggung
jawab dan kemandirian. “Jangan biasakan mewakilkan tugas atau menyerah hanya
karena persoalan teknologi atau administrasi. Saat kita menyerahkan tanggung
jawab kepada orang lain, tanpa sadar kita merendahkan diri,” tegasnya.
Sebagai penutup, Rektor Abbas Sangaji
membuka peluang kerja sama bagi para guru yang ingin terus meningkatkan
kompetensi. “Kami di UIN Palopo selalu terbuka. Jika bapak-ibu membutuhkan
pelatihan atau penyegaran kompetensi, lembaga kami siap membantu,” pungkasnya. Isl/Um.