Pembacaan Puisi Menggemah Di MAN Pinrang Untuk Palestina

Kontributor

Paleteang (Humas Pinrang) – Setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan perasaannya dalam menanggapi persoalan yang terjadi pada penjajahan bangsa Israel kepada Palestina. Tak terkecuali St. Aisyah Amsal dan Muhammad Harun Muhammadong yang kesehariaannya bertugas sebagai pendidik di MAN Pinrang. Kedua puisi tersebut dibacakan dengan penuh hari di kegiatan MAN Pinrang untuk Palestina. Selasa, 14/11/2023
Puisi yang diciptakan oleh St. Aisyah Amsal berjudul Palestina berdarah sedangkan puisi yang diciptakan Muhammad Harun Muhammadong berjudul Palestina merupakan bentuk keresahan yang terjadi hari-hari ini. Dalam pembacaan puisi tersebut tampak beberapa peserta didik meneteskan air mata mengenang duka yang dialami saudara-saudara kita di Gaza Palestina
Palestina Berdarah (Karya: St. Aisyah Amsal)
Awan yang berarak seputih kapas
Bening tiada percik noda
Irama indah lagu kedamaian setia mengalun di sana
Di bumi Palestina, tanah yang diberkahi Allah SWT
Pedoman umat Islam di dunia
Namun kini, awan putih itu berubah warna, kelam
Tiada lagi syair kehidupan yang setia mendekap
Hanya darah merah memancar dan tumpah di mana-mana
Jasad bergelimpangan, memendam perih pada tiap denyut nadi
Kini bumi Palestina masih setia menyimpan duka
Israel menghancurkan segalannya
tanpa menaruh iba, tanpa meninggalkan sesal
Yah -gedung- gedung hancur menyisakan ratap
korban berjatuhan meredam amuk amarah
Di kejauhan sayup sayup terdengar
Jerit isak tangis memilukan,
mematahkan, mencabik-cabiik kepiluan
menyesakkan dada
Dunia bagaikan runtuh!
kemana lagi tempat mereka akan berpijak
Seorang anak kehilangan ayah
Kehilangan ibu
kehilangan saudara
kehilangan segalanya …
kemana lagi tempat untuk mengadu?
Ya rabb…
di sini kami hanya mampu berharap, bermunajat
memohon pada-Mu
Jika kehancuran itu adalah cobaan baginya
hentikanlah,ya rabb,
berilah kasih sayang-Mu
tunjukkan keadilan_Mu pada mereka
perkenankanlah …
Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar
Untukmu Palestina
Aamiin Yarabbal Alamin ….
Palestina (Karya: Muhammad Harun Muhammadong)
Hei...
Sadarkah bahwa Kristen Yahudi dan Palestina menjadi korban depopulasi kebiadaban zionis
Tidakkah malu pada imanmu
bahwa kota suci Yerussalem penaung tiga agama yg dilindungi teroris
Dan mereka kaum muslim yg munafik
Tidakkah malu pada Hizbullah yg kau haramkan berperang di garda terdepan menjadi pelindung Baitul Maqdis
Ketika jeritanmu menggemah di Al Aqsa dan ketika tangismu membanjiri tanah Anbiya'
Segerombolan orang munafik menenteng tasbih berjidat hitam berjanggut putih menista syahidmu
Bangkai² nalar dicabuli cinta duniawi pada Takbir jihadmu lalu kami anak Adam yg masih berhati menjerit pilu atas utang kami sebagai Muslim
Sebab tanah Syuhada dijauhkan sistem dari jangkauan tangan mukmin
Namun Takdir dan Do'a kami semoga berlaku sampai izin Allah membumikan
Gema suaramu mengguncang hati ummat manusia penaung sadar di berbagai belahan
Zionisme global legalkan kejahatan perang tanpa disentuh hukum internasional
Fitnah dilancarkan pada pejuang dan tuan rumah demi legalkan perampasan yg ilegal
Jika Hamas dan segala perjuangannya melawan penindasan adalah teroris, lantas Israel sebagai apa
Binatang perampas ataukah bangsa serakah bertaring kolonialis
Kita ingat dulu perlawanan Indonesia atas penjajahan Belanda, kemudian gerilya perjuangan Kemerdekaan diberi stempel pemberontak, bahkan pejuang Muslim diberi lebel teroris
Hei...
Palestina adalah deretan bangsa awal yg mengakui Kemerdekaan Indonesia
Indonesia teralmapau munafik jika melupakan utang budi di masa lalu, dibayar kecaman perjuangan bahkan dukungan terhadap penjajah
Terlampau bodoh jika iman dan rasio kemanusiaan ditanggalkan demi subjeksi pembenaran terhadap kejahatan
Perempuan dan anak² dibantai demi memutus generasi Palestina
Dimana hukum perang
Dimana pemegang otoritas dunia di kala Gaza dilanda genosida
Hei...
Ummat Islam seluruh dunia, kalian berhutang Budi pada balita Palestina
Yang ikhlas bertahan meski dibombardir Tanah airnya demi menjaga Al Aqsa
Beritahu negara² muslim
Agar tidak melakukan sholat jenazah untuk kami, karena kami masih hidup, kalian yg sudah mati
Pada bangkai² kepentingan yg berwujud manusia
Berkiblatlah pada cinta, sebab Pencipta ialah Pecinta
Yang bersemayam dalam isyarat tanpa kata. (Musakkir/Lentera)