Rombongan Studi Banding Kemenag Sumatera Utara Disuguhi Coto Makassar

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, HUMAS SULSEL - Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan haji di Sumatera Utara, Bidang PHU Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sumatera Utara  melakukan comparative study (studi banding) ke Makassar Sulawesi Selatan selama dua hari, Senin hingga Selasa, 21 s.d 22 Desember 2020.

Rombongan studi banding berjumlah 27 orang yang dikomandani oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sumatera Utara, Dr. H. Muh. David Saragih ini diterima secara resmi di Aula II Lantai IV Gedung Haji Kanwil Kemenag Sulsel.



Pun turut dalam rombongan studi banding ini, Kabid PHU Kemenag Sumut, H. Muslim dan beberapa pejabat eselon empat serta staf/pelaksana pada bidang PHU Kanwil Kemenag Sumut.

HM. David Saragih dalam sambutannya mengatakan selama di Sulsel akan mengunjungi beberapa tempat, diantaranya Bidang PHU Kanwil Kemenah Sulsel dan UPT Asrama Haji Sudiang Makassar.

"Kehadiran kami di Makassar guna mendalami perhajian di Sulsel yang tentu saja belum kami laksanakan di Sumatera Utara, khususnya penentuan porsi per kabupaten yang mana di Medan kami baru bisa menetapkan porsi provinsi", ucap HM. David Saragih.

Dikatakannya, mereka penasaran dengan miniatur pesawat (Mock Up pesawat) di UPT Asrama Haji Sudiang Makassar. "Kami akan kesana..Ini luar biasa karena sangat membantu dalam membimbing jemaah selama perjalanan ke tanah suci", tandasnya.


Kakanwil Kemenag Sulsel Drs. KH. Khaeroni, M. Si dalam sambutannya ketika menerima rombongan ini memaparkan gambaran singkat tentang kondisi perhajian di Sulsel.

"Waiting list tiap-tiap kabupaten di Sulsel ini rata-rata 31 tahun. Yang terendah 19 tahun dan tertinggi 33 tahun", kata KH. Khaeroni.

Dengan bercanda Kakanwil yang mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai orang luar Sulsel pertama yang menjabat sebagai Kakanwil Kemenag Sulsel ini mengatakan calon jemaah haji di Sulsel ibarat pemain bola yang pindah-pindah club.

"Luar biasa Sulsel ini. Seperti pemain sepak bola saja gemar pindah club. Pindah penduduk di sulsel itu biasa untuk mencari kabupaten yang lebih singkat waiting listnya. Bahkan yang pengen lebih cepat pindahnya ke Papua", sebutnya disambut ger seisi aula.

Ditambahkannya, penting untuk mensolisasikan kepada masyarakat tentang subsidi biaya perjalanan haji yang diberikan oleh pemerintah.

"Biaya perjalanan haji itu normalnya 72 jutaan rupiah, namun separuh biaya ini disubsidi oleh pemerintah dari bagi hasil dana haji yang ada di bank kurang lebih 107 triliyun jumalahnya, sehingga yang dibayar jemaah hanya sekitar 35 juta", tutur Khaeroni.



"Ini perlu disosialisasikan agar masyarakat paham jika ada kenaikan biaya haji kedepannya. Karena mau tdk mau pada titik tetertentu dana sebanyak ini akan habis. Jika dana ini habis bagaimana memberangkatkan jemaah haji selanjutnya", pungkasnya.

Turut mendampingi Kakanwil Khaeroni dalam menyambut rombongan dari Sumut ini, diantaramya Kabag TU, H. Faturrahman, SE, Kabid PHU, Dr. KH. Kaswad Sartono, serta para Kepala Seksi dan pelaksana lingkup Bidang PHU Kanwil Kemenag Sulsel.

Acara penerimaan rombongan studi banding ini diakhiri dengan saling tukar cendera mata, dilanjutkan santap bersama hidangan coto Makassar.


Wilayah LAINNYA