Api Unggun Menyala Di Malino, Bakar Semangat Penyelenggara Haji Sulsel
Kontributor
Makassar (Kemenag Sulsel) – Malam di lereng Malino, Gowa, Jumat 19 September 2025, terasa hangat bukan hanya oleh api unggun yang menjulang, tetapi juga oleh semangat kebersamaan yang membara di antara para penyelenggara haji Sulawesi Selatan. Di titik penutupan kegiatan Peningkatan Team Work Penyelenggara Haji 2025, semua peserta larut dalam refleksi—menyadari bahwa tugas besar di depan mata bukan sekadar soal teknis, melainkan tentang menjaga amanah suci tamu Allah.
Kabid Penyelenggaraan
Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ikbal Ismail, yang juga Ketua Panitia
Pelaksana, menutup kegiatan dengan penegasan makna “estafet pelayanan”. Ia
mengingatkan bahwa kepemimpinan dalam haji bukan tongkat kebanggaan, melainkan
obor yang harus terus menyala dan diwariskan dengan rendah hati.
“Pelayanan jemaah tidak
pernah selesai di tangan satu orang. Ia akan selalu diteruskan, diperkuat, dan
dilengkapi. Jangan pernah angkuh merasa cukup. Ingatlah, kita sedang menjaga
amanah bersama,” ucap Ikbal di hadapan para peserta.
Sebelumnya, para
peserta mengikuti prosesi refleksi malam—sebuah simbolisasi perjalanan panjang
penyelenggaraan haji Indonesia. Api unggun menjadi penanda kebersamaan: bara
kecil yang berkumpul membentuk nyala besar, seperti halnya koordinasi
antar-kanwil, kabupaten/kota, asrama haji, hingga forum KBIHU yang menyatu
dalam satu visi pelayanan.
Kegiatan yang
berlangsung sejak 17 September ini memang dirancang sebagai momentum penting.
Tahun 2025 menjadi penanda berakhirnya era panjang Kementerian Agama sebagai
pengelola penuh haji dan umrah. Mulai tahun depan, tongkat estafet itu
berpindah ke Kementerian Haji dan Umrah RI. Karena itu, forum Malino dianggap
sebagai ikhtiar terakhir untuk menyatukan persepsi, memperkuat koordinasi,
sekaligus memastikan transisi berlangsung mulus.
Selain sesi refleksi,
kegiatan ditandai dengan pelatihan kepemimpinan oleh motivator Rijal Jamal,
serta team building bersama Maraja Adventure yang menggugah peserta untuk
merasakan arti koordinasi melalui simulasi nyata.
Sebagai bagian dari
malam penutupan, panitia juga menyerahkan hadiah bagi para pemenang lomba
penguatan team work. Sorak gembira peserta menambah semarak suasana, sekaligus
menjadi bukti bahwa kekompakan dan kerjasama dapat tumbuh melalui kreativitas
serta kebersamaan.
Malam api unggun pun
menjadi titik kulminasi. Api yang menyala di bawah langit Malino tidak sekadar
obor simbolik, melainkan pengingat bahwa pelayanan haji harus terus terjaga
nyalanya, meski tangan pengelola akan berganti.
Dengan diiringi doa dan
janji untuk tetap kompak, acara resmi ditutup oleh Kabid PHU, H. Ikbal Ismail.
“Semoga Allah SWT meridhai langkah kita, memberi kekuatan untuk menjaga amanah,
dan memuliakan setiap pengabdian,” pungkasnya. (Diah)