Bahas Penyuluh Agama, Pembimas Katolik Gelar Rapat Bersama Paroki Kevikepan Makassar

Kontributor

MAKASSAR, KEMENAG SULSEL – Pembimbing Masyarakat (Pembiimas) Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Paulus Palondongan menginisiasi pelakasanaan rapat bersama Pastor Vikep Kevikepan Makassar guna membahas pemetaan wilayah dan kelompok sasaran Penyuluh Agama Katolik.
Rapat ini digelar di Sentrum Pastoral Kevikepan Makassar, Senin (23/6), dengan dihadiri Pastor Vikaris Episkopal (Vikep) Makassar RD. Alex Lethe, Pembimas Katolik Paulus Palondongan, serta sejumlah Penyuluh Agama Katolik PNS, CPNS dan PPPK.
Menurut Paulus Palondongan, rapat ini sengaja digelar di Sentrum Pastoral Kevikepan Makassar untuk mendapatkan dukungan dan bantuan terhadap pemetaan wilayah dan kelompok sasaran penyuluh agama katolik di paroki-paroki Kevikepan Makassar.
“Kami mengadakan legitimasi dengan Pastor Vikep Makassar mengingat tahun ini Kemenag Sulsel mendapatkan tambahan 5 penyuluh baru yang ditempatkan di Kanwil, Kantor Kemenag Kota Makassar, Pare-Pare, Sidrap, dan Pinrang,” ungkap Paulus Palondongan.
Pemetaan wiayah dan kelompok sasaran ini penting dan sifatnya wajib, lanjut Paulus Palondongan, karena telah diatur dalam Keputusan Dirjen Bimas Katolik No. 535 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Agama.
“Adapun jenis kelompok sasaran yang dimaksud yaitu kelompok masyarakat umum dan kelompok masyarakat khusus (cendekiawan, generasi muda, lembaga pendidikan masyarakat, binaan khusus, dan kelompok binaan spesialisasi,” imbuhnya.
Terakhir, mantan Penyelenggara Katolik Kantor Kemenag Kabupaten Tana Toraja ini menyampaikan harapannya, kiranya Pastor Vikep RD. Alex Lethe dapat membantu menjelaskan kepada pastor-pastor paroki Kevikepan Makassar agar memberikan ruang bagi penyuluh untuk dapat berperan aktif.
Menanggapi hal tersebut, Pastor Vikep Makassar RD. Alex Lethe mengatakan akan dilakukan rapat koordinasi dengan paroki-paroki di Kevikepan Makassar mengenai kebutuhan penyuluh agama di tiap paroki.
“Juga perlu ada mekanisme kerja yang jelas dan ada komunikasi antara penyuluh dengan pastor paroki mengenai bentuk pembinaan yang akan dilakukan nantinya,” ucap RD. Alex Lethe menambahkan.
Dalam rapat ini mengemuka 2 program paroki yang sekiranya dapat diintervensi, yaitu program rutin (terdiri dari mengajar agama, administrasi, dan membuat kronik paroki), serta program accidental (pembinaan sakramen dan komuni pertama).
Sebagai tindak lanjut dari rapat ini, duputuskan untuk menggelar rapat koordinasi Pastor Vikep dengan Pastor-pastor Paroki Kevikepan Makassar, serta oordinasi dengan kepala kantor Kemenag Kota Makassar mengenai program penyuluhan, wilayah kerja dan jam kerja, dan bagaimana bentuk kehadiran di kantor. (AB)