Makale, (Humas Tana Toraja) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja menerima kunjungan tim dari Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar dalam rangka pelaksanaan survei Indeks Kesadaran Lingkungan ASN Kemenag. Pertemuan berlangsung bersama Kepala Kantor Kemenag Tana Toraja, H. Usman Senong*, pada Selasa 16/9/25 di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja.

Tim Balitbang yang hadir terdiri atas Faisal, SH., MH., Analis Ahli Muda sekaligus mantan Peneliti pada Balitbang Agama Makassar, didampingi oleh Burhanuddin, Pelaksana yang juga mantan Litkayasa. Keduanya melakukan survei untuk memetakan sejauh mana kesadaran ekologis ASN di lingkungan Kementerian Agama, khususnya di Tana Toraja.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala Kemenag Tana Toraja, H. Usman Senong, menyampaikan apresiasi atas langkah Balitbang yang menaruh perhatian terhadap isu lingkungan. “ASN Kemenag memiliki peran strategis tidak hanya dalam pelayanan publik, tetapi juga sebagai teladan dalam membangun kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai agama. Survei ini diharapkan memberi gambaran nyata kondisi di lapangan sekaligus menjadi pijakan bagi kebijakan yang lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.

Indonesia saat ini menghadapi krisis ekologis yang serius, mulai dari deforestasi yang mencapai lebih dari 100 ribu hektar per tahun, kondisi 60% daerah aliran sungai (DAS) yang kritis, hingga meningkatnya pencemaran udara dan air. Situasi ini tidak lepas dari gaya hidup konsumtif, lemahnya pengawasan, serta rendahnya kesadaran ekologis masyarakat, termasuk di kalangan aparatur sipil negara.

ASN Kemenag sendiri menempati posisi penting sebagai agen perubahan. Selain menjalankan administrasi dan pelayanan publik, ASN juga berperan menyemai etika ekologis berbasis nilai-nilai keagamaan. Namun hingga kini, belum tersedia data yang memetakan sejauh mana kesadaran ekologis tersebut telah terinternalisasi dalam kehidupan ASN.

Karena itu, survei Indeks Kesadaran Lingkungan ASN Kemenag menjadi instrumen penting untuk mengukur aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (tindakan) ASN dalam isu lingkungan. Data ini nantinya akan menjadi dasar bagi evaluasi, penyusunan kebijakan, sekaligus penguatan literasi ekologis berbasis agama, khususnya di kawasan timur Indonesia yang kaya biodiversitas namun rentan eksploitasi.

Hasil survei yang dilakukan di Kemenag Tana Toraja ini diharapkan memberi gambaran akurat mengenai tingkat kesadaran ekologis ASN. Dengan begitu, program-program pembinaan ASN dapat diarahkan untuk memperkuat tanggung jawab moral dan etis dalam menjaga kelestarian alam, sejalan dengan nilai-nilai ajaran agama. (Imm)