Berikut Pernyataan Kakankemenag Maros Terkait Kelompok Keagamaan Di Tompobulu

Kontributor

Maros, (Kemenag Maros)-Sejak kemunculannya pada Oktober 2024,
kelompok keagamaan tarekat Ana’ Loloa di Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, telah
memicu banyak kontroversi. Terutama, terkait dengan jumlah rukun Islam.
Menyikapi ini, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag)
Kabupaten Maros H. Muhammad, menyampaikan selain upaya komunikasi dan pembinaan
dari KUA setempat selama ini, dirinya menyampaikan posisi penting ilmu
pengetahuan dalam beragama.
“Pentingnya ilmu pengetahuan dalam praktik beragama. Belajarlah
di lembaga pendidikan keagamaan dan dari guru yang punya ilmu. Jangan sampai
seperti yang di Tompobulu, ” ucap Kakankemenag Maros H. Muhammad.
Informasi, bahwa para pengikut tarekat Ana’ Loloa di Tompobulu, membeli barang dari pimpinannya Dg. Besse, sebagai syarat untuk belajar. Barang, di antaranya berupa parang pertanian dan tasbih, dihargai beraneka, dari Rp.250 ribu sampai dengan Rp.350 ribu.
“Mari, untuk terus melakukan kajian keagamaan dan melakukan
praktik beragama sehari-hari dengan benar, dengan berbasis keilmuan,”
lanjutnya.
Hal ini disampaikan Kakankemenag Muhammad, saat membuka
daurah Ramadan Pondok Tahfidz Yusuf Al-Fatih Kecamatan Mandai, Senin (10/3/2025).
“Kami dari Kemenag mengapresiasi kegiatan ini. Karena di
Maros banyak hal, masalah terkait dengan persoalan keagamaan.
“Maka fasilitas seperti ini (kegiatan daurah) harus
dimanfaatkan dengan baik.
“Bersyukurlah, kita mengikuti kegiatan majelis ilmu seperti
ini. Karena sebagian saudara kita ada yang mudah terpengaruh dengan aliran,
kelompok keagamaan tertentu.
“Semoga kita menjadi manusia yang bermanfaat kepada keluarga dan masyarakat,”
tutupnya.
Selain Kakankemenag Muhammad, hadir dalam kegiatan Korwil
Sulsel Komunitas Pendakwah Keren (KPK) Hilal dan KPK Maros Faried Wejedy.
“Mudah-mudahan
bisa istiqamah. Mari bersinergi dalam kebaikan,” kata Hilal.