Bersatu Cegah Konflik: PKUB Gandeng BIN, BNPT, Dan Densus 88 Bangun Indonesia Rukun

Kontributor

Jakarta, Humas Kemenag — Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Republik Indonesia menginisiasi kerja sama strategis dengan Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat sinergi lintas lembaga dalam pencegahan konflik sosial berbasis keagamaan dan penguatan kerukunan umat.
Rencana kerja sama tersebut dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD), yang dipimpin Kepala PKUB Dr. Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D. Kegiatan ini dihadiri oleh Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kemenag serta pegawai PKUB. di Hotel Luminor Jakarta, 15 Oktober 2025.
“PKUB tidak boleh hanya terpaku pada anggaran DIPA Kemenag. Kita harus membuka ruang kolaborasi dengan lembaga strategis seperti BIN, BNPT, dan Densus 88 agar kerja-kerja kerukunan memiliki jangkauan luas dan berkelanjutan,” ujar Staf Khusus Menteri Agama, H. Gugun Gumilar, M.A., Ph.D.
Kepala PKUB menegaskan komitmennya untuk mempercepat penyusunan nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama. “Program kerukunan ke depan harus lebih kolaboratif, berdampak luas, dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegasnya.
Dukungan juga datang dari daerah. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan siap mengawal implementasi program ini. Tim Bina Lembaga dan KUB Kanwil Kemenag Sulsel telah membangun Early Warning System (EWS), melakukan sosialisasi tim EWS kabupaten/kota, serta menjalin kerja sama dengan Densus 88 AT Polri dalam penguatan moderasi beragama.
“Upaya ini menjadi bagian dari komitmen kami menjaga suasana kerukunan dan kondusivitas di Sulawesi Selatan,” ujar Ketua Tim Bina Lembaga dan KUB Sulsel, Mallingkai Ilyas.
Melalui sinergi ini, Kemenag berharap PKUB menjadi pusat koordinasi nasional dalam pencegahan konflik dan pengembangan kerukunan lintas iman. Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan menjadi model nasional dalam membangun Indonesia yang damai, rukun, dan tangguh terhadap ancaman disintegrasi sosial.