Buka Workshop Integrasi, Kakankemenag Gowa : KBC Jawab 3 Krisis Negara

Kontributor

Bajeng (Kemenag Gowa) -- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Jamaris didampingi Kasi Pendidikan Madrasah (Penmad), Ishak Ibrahim secara resmi membuka Workshop Integrasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dan Pendekatan Pembelajaran Mendalam di MIN 1 Gowa, Selasa (2/9/2025) lalu. Dalam kesempatan tersebut sekaligus dilakukan launching Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).
Kegiatan yang diikuti 45 peserta ini menjadi wadah penguatan kompetensi guru madrasah dalam mengembangkan proses pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam, serta berorientasi pada nilai-nilai cinta terhadap Tuhan, sesama, dan lingkungan.
Dalam sambutannya, Jamaris menyampaikan bahwa penerapan KBC merupakan bagian dari ikhtiar bersama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah. Ia menegaskan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian.
“Menjadi salah satu Asta Protas Menteri Agama adalah menghadirkan kurikulum yang mampu menjawab tiga krisis besar, yakni krisis ketuhanan, krisis kemanusiaan, dan krisis lingkungan. Melalui KBC, kita dorong anak-anak agar semakin cinta kepada Tuhannya, sesama manusia, serta alam dan lingkungannya,” terang Jamaris.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menghidupkan konsep ekoteologi, yaitu kesadaran akan hubungan manusia dengan alam. Menurutnya, pendidikan harus mampu menanamkan nilai cinta lingkungan tidak sebatas menjaga kebersihan, melainkan juga memahami prinsip saling ketergantungan dan mutualisme.
“Dalam ekosistem madrasah, kita harus mempunyai persepsi yang sama dalam membangun kurikulum berbasis cinta. Melalui workshop ini, para guru mendapatkan bekal bagaimana menghadapi anak-anak dengan pola pembelajaran mendalam yang dituangkan dalam RPP. Bangunlah rasa cinta bersama anak-anak dengan cara nyata, seperti menanam pohon dan mengajarkan kepedulian terhadap lingkungan,” tutur mantan Kasi Penmad Kemenag Gowa itu.
Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal bagi madrasah di Kabupaten Gowa untuk menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih humanis, ekologis, dan transformatif sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Agama.(NK/OH)