Daerah

Dialog Intern Umat Beragama Kristen Perkuat Moderasi Dan Persatuan Di Kota Makassar

Foto Kontributor
Muhammad Imran

Kontributor

Kamis, 14 Agustus 2025
...

Makassar (Kemenag Makassar) – Kementerian Agama Kota Makassar melalui Penyelenggara Kristen menggelar Dialog Intern Umat Beragama dan Moderasi Beragama Kristen Kota Makassar, Kamis (14/8/2025), di Kantor PGIW Sulselra, Jalan Racing Center. Kegiatan ini bertujuan memperkuat moderasi beragama, menjaga persatuan, dan mengurangi potensi konflik internal umat Kristen.

 

Acara dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar, H. Irman, dan dihadiri oleh Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Sulsel, Marlin Narray; Ketua PGIW Sulselra; Penyelenggara Kristen Kemenag Kota Makassar, Merpati Sampe Liling; serta 30 peserta dari berbagai gereja, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan organisasi keagamaan Kristen.

 

Dalam laporan panitia, Penyelenggara Kristen Kemenag Kota Makassar, Merpati Sampe Liling, menegaskan bahwa dialog ini merupakan agenda tahunan yang memiliki dampak jangka panjang. “Kegiatan ini menjadi sarana meneguhkan kebersamaan, membuka ruang informasi untuk pelayanan, dan menguatkan moderasi beragama. Harapannya, dampak positifnya tidak hanya terasa hari ini tetapi juga berkelanjutan,”ujarnya.

 

Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Sulsel, Marlin Narray, menyampaikan apresiasi kepada PGIW Sulselra yang telah menyediakan tempat. “Walau anggaran terbatas, kegiatan ini harus tetap berjalan. Dialog seperti ini penting agar kita selalu aman, rukun, dan solid dalam menjaga kerukunan,” ungkapnya.

 

Dalam sambutannya, Kakankemenag H. Irman mengajak peserta untuk meneladani lima jenis pejuang, Pejuang tanah air, Pejuang pendidikan, Pejuang spiritual atau tokoh agama, Pejuang kemanusiaan — termasuk pejuang kerukunan, Pejuang lingkungan

 

Menurutnya, fokus Kemenag saat ini adalah pada kemanusiaan dan lingkungan. Pegawai Kemenag, kata H. Irman, tidak boleh terkotak-kotak; harus hadir di semua momen kebersamaan, baik pernikahan, kematian, maupun kegiatan tokoh agama. Selain itu, gerakan peduli lingkungan seperti penanaman pohon juga harus menjadi kebiasaan bersama.

 

Ia menegaskan pentingnya menjadikan kemanusiaan sebagai titik temu di tengah perbedaan keyakinan. “Walaupun pemahaman agama kita berbeda, ketika menyangkut kemanusiaan, kita bertemu pada titik yang sama. Misalnya saat terjadi kebakaran atau kecelakaan, kita tidak lagi melihat perbedaan agama. Begitu pula dalam menjaga lingkungan, kita dipersatukan pada tujuan yang sama,” tegasnya.

 

Kegiatan ini berlangsung hangat dan produktif, menjadi momentum strategis dalam memperkuat persatuan lintas denominasi Kristen dan meneguhkan komitmen moderasi beragama di Kota Makassar.

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default