Dialog Kerukunan Umat Beragama FKUB Kab. Luwu Tahun 2025

Kontributor

Belopa (Humas Luwu), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Luwu menggelar Dialog Kerukunan Umat Beragama dengan tema: “ Merawat Kerukunan dalam Bingkai Moderasi dan Toleransi”. Acara ini berlangsung di Aula PLHUT Kantor Kementerian Agama Kabupaten Luwu, Selasa, 25 Februari 2025.
Turut hadir Kepala Kesbangpol beserta Kabid Kesbangpol, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Luwu, Ketua MUI Kab. Luwu, Pengurus FKUB se-Kab. Luwu, serta para Tokoh Agama termasuk Islam, Kristen, Protestan , dan Katolik.
Kakan Kemenag Kab. Luwu, dalam pemaparan materinya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dalam mengalokasikan anggaran guna mendukung keberhasilan program jangka panjang FKUB Kab. Luwu. Ia berharap program ini dapat lebih sukses dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kakan Kemenag menjelaskan empat isu strategis Kemenag di tahun 2025.
Isu strategis pertama adalah menjaga kerukunan umat beragama, yang dapat diwujudkan dengan memperkuat moderasi beragama. Dengan penuh rasa syukur, H. Nurul Haq menyampaikan bahwa pada tahun 2024 hingga saat ini, Kabupaten Luwu sudah tidak lagi mengalami konflik antar umat beragama, baik secara internal maupun eksternal, yang sebelumnya sempat terjadi.
Isu strategis kedua adalah pengembangan kurikulum berbasis cinta dalam Pendidikan Agama. Semua agama mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang. Dalam Islam, konsep ini tercermin dalam Al-Qu’an, khususnya dalam Surah Al-Faatihah ayat pertama, yang diawali dengan “Bismillahirrahmanirrahim”- mengandung kata “Ar-Rahman dan Ar-Rahim”, yang berarti Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Isu strategis ketiga adalah kepedulian terhadap lingkungan hidup. Program Good green menjadi salah satu upaya dalam menanam pohon untuk menghijaukan lingkungan, sehingga dapat mengurangi polusi dan menciptakan udara yang lebih sehat
Isu strategis keempat adalah memperkuat nasionalisme bagi generasi muda. Hal ini sangat penting agar mereka memiliki rasa cinta tanah air dan semangat untuk berkontribusi dalam membangun bangsa. Penguatan nasionalisme dapat dilakukan melalui pendidikan, pengenalan budaya, serta penanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini, baik melalui lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
Diakhir materinya, Kakan Kemenag menegaskan bahwa moderasi beragama merupakan kunci sukses dalam menjaga kerukunan umat beragama. Tanpa moderasi beragama, kerukunan tidak akan terwujud.
Kakan Kemenag berharap kehadiran FKUB ditengah masyarakat dapat menghilangkan gesekan dan sikap saling menyalahkan, serta mendorong terciptanya budaya saling menghormati, menghargai, dan mengasihi. Sebab, pada dasarnya, manusia diciptakan dalam keberagaman, dan perbedaan adalah Rahmat yang harus disyukuri. Dari keberagaman, kita dapat saling melengkapi, belajar satu sama lain, serta bersatu dalam kebhinekaan untuk membangun harmoni bersama. (Um/Isl).