Ekskul Perisai Badar Di PPTQ An Nail Gowa, Simbol Keteguhan Santri

Kontributor

Bontomarannu (Kemenag Gowa). Salah satu ekstrakurikuler yang menjadi kebanggaan dan andalan di lingkungan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an An Nail Gowa adalah seni bela diri "Perisai Badar". Meski belum se-populer cabang bela diri lainnya, Perisai Badar terus menunjukkan eksistensinya sebagai wadah pembinaan fisik dan mental bagi para santri, khususnya di Lembaga Wahdah Islamiyah.
Perisai Badar bukan sekadar latihan gerakan atau teknik pertahanan diri. Lebih dari itu, ia menjadi simbol keteguhan dan kesiapsiagaan santri dalam menghadapi tantangan zaman. Di tengah dinamika kehidupan remaja, seni bela diri ini hadir sebagai benteng yang membentuk karakter tangguh, disiplin, dan berani dalam kebaikan.
Pelatih utama Perisai Badar di PPTQ An Nail Gowa, Makmur pada, Selasa (2/9/2025) menyampaikan rasa bangganya terhadap semangat para santri. “Saya melihat potensi besar dalam diri mereka. Latihan ini bukan hanya soal fisik, tapi juga tentang membangun mental juang dan akhlak yang kuat. Saya ingin mereka menjadi pribadi yang siap membela diri dan membela kebenaran,” ujarnya penuh semangat.
Makmur juga menekankan bahwa Perisai Badar mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kesabaran, ketekunan, dan solidaritas. Dalam setiap sesi latihan, para santri diajak untuk saling menghargai, bekerja sama, dan menjaga semangat kebersamaan. “Ini bukan tentang siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling konsisten dalam berlatih dan menjaga niat,” tambahnya.
Salah satu santri yang aktif mengikuti eskul ini adalah Azka Ilmu, santri kelas VII yang baru saja meraih medali perak pada ajang Unhas Cup ini menyebutkan. “Saya senang ikut Perisai Badar karena membuat saya lebih percaya diri dan bisa menjaga diri. Latihannya memang berat, tapi saya merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi tantangan,” ungkap Azka dengan senyum bangga.
Azka juga mengaku bahwa melalui Perisai Badar, ia belajar banyak hal yang tidak ia temukan di kelas. “Di sini saya belajar tentang keberanian, tentang pentingnya menjaga diri dan teman-teman. Saya ingin terus latihan dan suatu saat bisa jadi pelatih juga,” tuturnya penuh harapan.
Kehadiran Perisai Badar di PPTQ An Nail Gowa menjadi bukti bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga di lapangan latihan. Eskul ini menjadi ruang pembinaan karakter yang selaras dengan visi pesantren: membentuk generasi Qur’ani yang kuat lahir dan batin.
Dengan semangat pelatih dan antusiasme para santri, Perisai Badar terus berkembang menjadi eskul unggulan yang tidak hanya membentengi fisik, tetapi juga memperkuat mental dan spiritual. PPTQ An Nail Gowa patut berbangga memiliki program pembinaan seperti ini yang menyatu dengan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.(NS/OH)