Parangloe (Kemenag Gowa). Aula MAN Insan Cendekia Gowa kembali bergetar, bukan karena gempa, melainkan oleh hentakan kreativitas dan dentingan estetika yang dipersembahkan dalam Pentas Seni Elythra – pergelaran seni dari siswa kelas X Angkatan VII tahun ajaran 2025/2026, Kamis (12/6/2025). 

Kegiatan spektakuler ini merupakan bagian dari Asesmen Akhir Tahun mata pelajaran Seni Budaya. Dibawah bimbingan hangat dan inspiratif dari Mely Nur Amalia, guru seni yang tak hanya mengajar tetapi juga menghidupkan semangat berkesenian dalam jiwa para siswa.

"Seni bukan sekadar penampilan, ia adalah cara jiwa berbicara kepada dunia. Elythra bukan hanya pentas, tapi gema dari potensi yang tersembunyi, kini bersinar terang," terang Mely Nur Amalia, Guru Seni Budaya. 

Pentas seni ini menampilkan pertunjukan seni teater yang dibalut ekspresi, kostum, dan mimik yang sangat memukau . Setiap penampilan bukan sekadar unjuk bakat, namun cerminan dari hasil pembelajaran dan kerja kolaboratif selama satu tahun ajaran.

Suasana aula penuh semangat dan decak kagum. Interaksi penonton dengan para penampil terasa hangat dan hidup. Tawa, tepuk tangan, dan haru mengalir bergantian, menunjukkan bahwa seni telah menyentuh batin dan menyatukan semangat generasi muda dalam keberagaman ekspresi.

Burhanuddin, selaku Kepala MAN Insan Cendekia Gowa, turut hadir dan memberikan apresiasi mendalam terhadap kegiatan ini. 

"Kegiatan seperti ini adalah jendela bagi anak-anak kita untuk melihat dunia, dan bagi dunia untuk melihat mereka. Elythra adalah simbol kemajuan karakter, kolaborasi, dan kecerdasan emosional siswa IC Gowa, we proud of them," paparnya bangga. 

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan tidak hanya bicara angka dan teori, tetapi juga tentang rasa, cipta, dan karya. Pentas Seni Elythra adalah ruang di mana imajinasi menemukan panggungnya, dan siswa menemukan dirinya.

Dengan hadirnya Elythra, kita menyaksikan bahwa seni adalah bahasa universal yang mengajarkan nilai, menanam karakter, dan menumbuhkan semangat kolaborasi. Mari terus dukung ruang-ruang ekspresi siswa, karena dari sana lahir pemimpin yang tak hanya cerdas, tapi juga peka dan berkebudayaan.(Din/OH)