Fasilitator BRUS Beri Edukasi Tentang Dampak Negatif Pernikahan Dini
Kontributor
Sawitto (Kemenag Pinrang) - Upaya pencegahan pernikahan dini kembali digalakkan melalui edukasi langsung kepada masyarakat. Kali ini, Fasilitator Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS), H. Sulaiman Anshar, yang juga merupakan Penghulu KUA Kecamatan Watang Sawitto, memberikan edukasi tentang dampak negatif pernikahan dini dalam kegiatan yang berlangsung di Kantor UPT PPA Dinas P2KBP3A Kabupaten Pinrang. Jum’at (01/08/2025)
Kegiatan
ini turut didampingi oleh Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA)
Kabupaten Pinrang, A. Bahtiar Tombong. Keduanya menyoroti berbagai risiko yang
harus dihadapi oleh remaja, terutama perempuan, ketika terjebak dalam
pernikahan di usia yang belum matang.
Dalam
pemaparannya, H. Sulaiman Anshar menekankan bahwa pernikahan dini memiliki
konsekuensi serius bagi perkembangan individu, terutama dalam hal pendidikan
dan ekonomi.
“Pernikahan
dini dapat menyebabkan putus sekolah, membatasi akses terhadap pendidikan dan
ekonomi, serta meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga,” ujarnya.
Senada
dengan itu, A. Bahtiar Tombong menegaskan komitmen KPPA dalam melindungi
hak-hak perempuan dan anak. Ia menyampaikan bahwa fenomena pernikahan dini
bukan sekadar persoalan keluarga, melainkan menyangkut masa depan generasi
bangsa.
“Kami
berharap edukasi seperti ini bisa menjadi langkah awal untuk membangun
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga hak-hak anak dan perempuan agar
mereka bisa tumbuh secara optimal,” tutur Bahtiar.
Edukasi
ini menjadi bagian dari langkah strategis lintas sektor untuk membangun
lingkungan sosial yang mendukung tumbuh kembang remaja secara sehat dan
seimbang. Melalui sinergi antara Kementerian Agama dan instansi perlindungan
anak, diharapkan lahir generasi yang lebih siap menghadapi masa depan tanpa
terbebani risiko dari keputusan prematur seperti pernikahan dini.
Dengan
kegiatan seperti ini, masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya
menunda pernikahan hingga usia matang dan memprioritaskan pendidikan demi masa
depan yang lebih cerah dan berkeadilan. (Addis)