FKUB Sulsel Gelar Ngopi Rukun Di Bulukumba, Perkuat Dialog Dan Kerukunan Antarumat Beragama
Kontributor
Bulukumba, (Kemenag Bulukumba) — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan kembali menggelar kegiatan Ngopi Rukun Lintas Agama di Kabupaten Bulukumba. Bertempat di Toddopuli Greenland (29/10), kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama, unsur pemerintah, dan organisasi masyarakat, sebagai upaya memperkuat komunikasi dan menjaga harmoni kehidupan beragama di daerah.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua FKUB Sulsel, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., MA., bersama rombongan FKUB Sulsel. Hadir pula Kabid Ekososbud Kesbangpol Sulsel, Haikal Sulaeman, S.STP., MM., Kepala Badan Kesbangpol Bulukumba, Ahmad Arfan, S.IP., MT., serta Anggota DPRD Bulukumba, H. Safiuddin, S.Sos.. Seluruh peserta terlibat aktif dalam diskusi dan dialog seputar peran masyarakat dalam menjaga kerukunan umat beragama di tingkat lokal.
Dalam sambutannya, Prof. Muammar Bakry menjelaskan bahwa Ngopi Rukun merupakan sarana untuk menyerap aspirasi masyarakat lintas agama, sekaligus memperkuat sinergi antara FKUB, pemerintah, dan masyarakat. Ia berharap kegiatan ini menjadi ruang refleksi bersama dalam memperkuat semangat toleransi. “Kami hadir untuk mendengar dan menyerap masukan, agar program FKUB benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. Harapan kami, Bulukumba bisa menjadi contoh dan masuk dalam sepuluh besar daerah dengan tingkat kerukunan tertinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Haikal Sulaeman mengapresiasi langkah inovatif FKUB Sulsel yang mampu menghadirkan ruang dialog dalam suasana santai dan inklusif. Menurutnya, Ngopi Rukun bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi juga wadah membangun komunikasi yang produktif antarumat beragama. Ia menegaskan, FKUB memiliki peran strategis sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga toleransi serta menyelesaikan potensi konflik keagamaan.
Kepala Kesbangpol Bulukumba, Ahmad Arfan, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Bulukumba berkomitmen mendukung setiap upaya penguatan kerukunan umat beragama. Ia menambahkan, kerukunan bukan hanya sebatas menerima perbedaan, tetapi juga menikmati dan melindungi keberagaman itu sendiri. “Kita ingin Bulukumba menjadi daerah yang bukan sekadar toleran, tapi juga mampu merayakan dan melindungi perbedaan antarumat beragama,” tegasnya.