H. Sukardi Yusuf Ingatkan Hakikat Kehidupan Dan Kematian

Kontributor

Belopa (Kemenag Luwu) ‒ Kepala
Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Luwu, H. Sukardi
Yusuf, S.Ag., MM., menghadiri dan menyampaikan takziah atas wafatnya almarhum
Israuddin Akib, S.Kom, pada Rabu (18/6/2025).
Dalam sambutannya, H. Sukardi mengingatkan
hadirin akan kepastian kematian sebagai bagian dari takdir Allah SWT. Ia mengawali
takziah dengan membacakan firman Allah SWT: “Kul yatawaffakum malakul
mautilladzi wukkila bikum tsumma ila rabbikum turja’un.” (QS.As-Sajda: 11),
seraya memohon agar almarhum mandapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,
melintasi shiratal mustaqim, dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.
“Manusia sering kali lupa bahwa hidup ini
hanyalah sementara,” tuturnya. “Kita berasal dari tanah dan akan kembali ke
tanah. Meskipun kita kuat dan sehat hari ini, besok kita bisa saja diusung ke
masjid untuk dishalatkan.”
H.
Sukardi juga menekankan pentingnya memperbanyak syukur, memperkuat ibadah,
serta curhat dan memohon petunjuk hanya kepada Allah SWT. Ia mengingatkan bahwa
tidak ada kekuatan, jabatan, atau harta yang mampu menunda datangnya maut. “Jangan
merasa aman hanya karena masih muda dan sehat, karena banyak yang muda
mendahului yang tua, dan yang sehat mendahului yang sakit, “Pesannya.
Melalui kisah wafatnya para tokoh Islam
seperti Rasulullah SAW, Imam Nawawi, dan Imam Syafi’i, ia mengajak hadirin
merenungi bahwa umur manusia sangat singkat dan tidak ada jaminan untuk usia
panjang.
Lebih lanjut, H. Sukardi menyampaikan tiga
bentuk penyesalan manusia sebagaimana dikutip dalam kitab Turraabun Nasiir:
1.
Mereka
yang hanya sekali datang ke masjid, yakni saat jenazahnya dishalatkan
2.
Perempuan
yang semasa hidupnya tidak menutup aurat, dan baru mengenakan kain penutup saat
dikafani.
3.
Mereka
yang tidak pernah beramal, beribadah, atau bersedekah, dan baru mendapatkan
sumbangan atas namanya setelah wafat.
Mengakhiri takziahnya, H. Sukardi Yusuf mengajak semua yang hadir untuk menjadikan peristiwa duka ini sebagai pengingat dan motivasi dalam memperbaiki diri serta memperbanyak amal saleh. “Ingatlah, “pungkasnya, “kita semua adalah perantau di dunia ini, dan suatu saat akan pulang ke kampung akhirat. Siapkan bekal, karena perjalanan itu pasti”. Isl/Um.