oleh: Alim Bahri
Jumat, 20 januari 1961, Acara yang sangat ditunggu-tunggu
oleh publik Amerika Serikat di hari bersalju waktu itu.
Acara apa gerangan itu?
Ya, acara pidato pada inaugural addres atau pidato
pelantikan John Fitzgerald Kennedy sebagai presiden terpilih Amerika yang ke
35.
Pidato yang akhirnya menjadi legendary speech dari sang
presiden.
Pun ada satu kutipan terkenal dari pidato tersebut yang
menjadi sumber inspirasi dari banyak tokoh dan pemimpin di seluruh dunia sampai
saat ini.
Ya, untuk urusan pidato tidak ada yang bisa melebihi
Kennedy.
"Ask not what your country can do for you, but ask what
you can do for your country"
"Jangan tanyakan apa yang negaramu bisa berikan
kepadamu tapi tanyakan apa yang kamu bisa berikan kepada negaramu."
Potongan pidato hebat dari tokoh hebat bernama JF.Kennedy,
politisi Demokrat dari negara bagian Massachusetts ini kita bisa kembangkan
lagi di berbagai level.
Jangan tanyakan apa yang instansi, lembaga, organisasi,
kantor, kelompok atau jamaahmu bisa
berikan untukmu tapi tanyakan apa yang kamu bisa berikan untuk tempatmu
bernaung dan berinteraksi itu.
Pada skala yang lebih kecil lagi kita bahkan bisa
mempertanyakan dedikasi kita kepada semua pihak yang kita cintai.
Langkah Gelo terhenti
di depan gerbang kantor kementerian agama kabupaten Gowa.
Matanya menatap tajam tulisan besar yang ada di spanduk.
Ada tagline terbaca:
"Umat Rukun Menuju lndonesia Emas"
Hmmm, Gelo mencoba berpikir keras akan makna tulisan ini.
Apa kalau lndonesia rukun lalu akan meraih medali emas nanti
di olimpiade ke 34 di tahun 2028 di Los Angeles?
Atau kalau Indonesia rukun maka harga emas akan turun?
Gelo berpikir keras.
Keningnya berkerut.
Diraihnya rokok sebatang
yang terselip di telinganya.
Sambil berjalan menuju kantin dibakarnya rokok semata wayang
itu.
Ammar yang sedari tadi memperhatikan Gelo segera melempar
pertanyaan dadakan.
"Apa yang kamu pikirkan sampai keningmu bengkok begitu,
Lo?"
"Tulisan yang di spanduk itu." Jawab Gelo sambil
menunjuk ke arah gerbang kantor.
"Ohh, itu kan tema HAB ( Hari Amal Bakti) kantor
kementerian agama kita yang ke 79."
"Iya, saya tahu itu tema dari HAB." Tukas Gelo
cepat.
"Lalu?"
"Yang saya tidak paham apa maksudnya tema itu? Mimik
Gelo serius berpikir.
"Apa hubungannya umat rukun dengan emas?" Sambung
Gelo lagi tetap dengan nada bingung.
Ammar menarik nafas melihat Gelo yang masih kebingungan.
"Begini, saya jelaskan ya.
Bisa dimengerti mengapa Gelo belum tahu betul apa itu konsep
Indonesia atau generasi emas.
Soalnya istilah tersebut belum begitu banyak diketahui.
Sangat perlu memang sosialisasi dan kampanye tentang
Indonesia emas ke semua tingkatan tentang gagasan,wacana atau ide di mana tahun
2045 kelak adalah usia di mana negara kita Indonesia ini akan berusia 100 tahun
sejak kemerdekaan.
Kita semua tahu kalau 100 tahun itu adalah satu abad.
Indonesia akan berusia satu abad atau usia emas pada tahun
tersebut.
Pada tahun 2045 tersebut Indonesia ditargetkan menjadi
negara maju, modern dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Nah, hal yang membuat kita optimis mencapai target itu
adalah karena kutipan dari laman Indonesia Baik Ditjen IKP Kemenkominfo,
Indonesia diprediksi akan mendapatkan banyak bonus demografi.
Di mana 70 persen populasi Indonesia berada dalam usia
produktif yakni berusia 15-64 tahun, sedangkan 30 persen sisanya berada di usia
di bawah 14 dan di atas 65 tahun.
Sungguh bonus demografi yang sangat luar biasa karena tidak
semua negara memiliki bonus yang sama.
Meski masih 25 tahun lagi tapi setidaknya sejak
sekaranglah pengelolaan semua piranti
pendukung mulai disiapkan.
Ini agar terwujud generasi cerdas yang memiliki
intelektualitas yang mumpuni, produktif dan inovatif serta tentu saja
sehat dan bebas dari stunting.
Pada saat yang sama, umat juga harus rukun dan damai.
Rukun bagi sesama agama dan juga rukun antar umat berbeda
agama.
Bila kita rukun, damai, toleran sesama pemeluk agama,
sebangsa dan setanah air maka tentu saja urusan yang lainnya relatif jauh lebih
mudah untuk dicapai.
Makanya dalam rangka Hari Amal Bakti inilah, mari kita
melaksanakan kewajiban kita.
Apa kewajiban kita itu? Ya kita wajib menjaga kerukunan
karena kerukunan itu salah satu instrumen paling vital menuju Indonesia emas.
Makanya di titik inilah
konsep moderasi beragama menjadi penting sebagai pondasi bagi bangunan
kerukunan.
Kita semua harus mencegah radikalisme dan ekstrimisme
berkembang di tengah-tengah masyarakat kita yang sangat plural."
"Lalu apa tugas kita sekarang?" Rupanya Gelo mulai
tertarik mendengar paparan Ammar.
"Tugas kita ya dak muluk-muluk, kita cukup laksanakan
konsep moderasi beragama itu."
"Itu saja?" Sergah Gelo.
"Ya, setidaknya itu saja dulu.
Sebagai entitas terkecil yakni sebagai rakyat maka itulah
yang bisa kita lakukan.
Itulah kontribusi yang bisa kita berikan untuk negara
tercinta ini.
Gelo terlihat manggut-manggut.
Entah mengerti atau lapar.
"Berarti kelak di 2045 kalau Indonesia emas
terwujud, saya bisa memakai gigi emas
ya?" Gelo melempar tanya sambil tertawa lebar memamerkan deretan giginya.
"Bukannya sekarang kamu
sudah memakai gigi emas, Gelo?" Sergah Ammar agak jengkel.
Kita pasti segera tahu apa maksudnya Ammar.