Haji Mabrur, Muslim Paripurna : Meneladani Spirit Tanah Suci

Kontributor

Oleh : Muhammad Alimuddin Usman, S.PdI., M.Pd., C.ET., C.QEM
Penulis adalah Wakamad Humas MAN Gowa, Direktur Pondok Pesantren Babussalam Arrahmah, Wakil Ketua MUI Kecamatan Tompobulu, dan Wakil Ketua Kwarran Gerakan Pramuka Kecamatan Tompobulu.
Ibadah haji adalah perjalanan jiwa. Bukan sekadar ritual fisik, bukan pula ajang pamer status. Dibalik thawaf mengelilingi Ka'bah, sa'i antara Shafa dan Marwah, wukuf di Arafah, hingga tahallul — tersembunyi pesan-pesan luhur yang dapat membentuk seorang Muslim menjadi pribadi paripurna.
Di Tanah Suci, setiap jamaah belajar menjadi insan yang berserah total kepada Allah, melepaskan ego, menumbuhkan kesabaran, mempererat ukhuwah, dan meneguhkan komitmen perubahan diri.
1. Berserah Diri, Merendahkan Ego
Ihram yang sederhana mengingatkan bahwa di hadapan Allah, semua manusia setara. Tidak ada yang dibanggakan kecuali ketakwaan. Haji melatih kita untuk menanggalkan kesombongan duniawi dan memperkuat rasa tawakal.
Spirit haji mengajarkan : Muslim sejati adalah yang rendah hati di hadapan Allah, dan menghargai sesama.
2. Kesabaran sebagai Mahkota Akhlak
Di tengah jutaan manusia, berbagai ujian muncul : kelelahan, antrean panjang, cuaca ekstrem. Inilah sekolah kesabaran. Jamaah diajarkan untuk mengendalikan emosi dan berlapang dada.
Spirit haji mengajarkan : Muslim sejati adalah yang sabar dalam menghadapi ujian hidup, tanpa kehilangan kendali akhlak.
3. Ukhuwah Islamiyah Tanpa Batas
Di Makkah dan Madinah, perbedaan ras, bahasa, dan budaya melebur dalam ikatan iman. Ibadah haji menumbuhkan rasa persaudaraan umat, tanpa sekat nasionalisme atau kelompok.
Spirit haji mengajarkan : Muslim sejati adalah yang memperkokoh persaudaraan, merajut ukhuwah yang melintasi batas-batas dunia.
4. Kepedulian dan Pengorbanan
Prosesi kurban menjadi pengingat akan pentingnya berbagi dan peduli pada yang lemah. Kepedulian sosial adalah karakter utama yang harus terpatri dalam diri setiap Muslim.
Spirit haji mengajarkan : Muslim sejati adalah yang dermawan, peduli kepada sesama, dan siap berkorban untuk kebaikan.
5. Komitmen Perubahan Diri
Puncak dari ibadah haji adalah tekad kuat untuk pulang sebagai pribadi yang lebih baik. Predikat haji mabrur bukan hadiah instan — ia buah dari komitmen untuk terus memperbaiki iman, amal, dan akhlak.
Spirit haji mengajarkan : Muslim sejati adalah yang istiqamah dalam perubahan diri menuju ridha Allah.
Haji adalah miniatur kehidupan. Di dalamnya terkandung pelajaran hidup yang tak ternilai. Seorang Muslim yang mampu membawa semangat haji ke dalam setiap aspek kehidupannya — dialah Muslim paripurna sejati.
Mari kita jadikan spirit Tanah Suci sebagai bekal untuk terus memperbaiki diri, membangun masyarakat yang penuh rahmat, dan menggapai derajat takwa.
"Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu adalah dari ketakwaan hati."
(QS. Al-Hajj: 32)