Kakankemenag Gowa Di Pallangga : Pentingnya Digitalisasi Perpustakaan Masjid
Kontributor
Pallangga (Kemenag Gowa). Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Jamaris, didampingi Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Tajuddin, membuka kegiatan Pembinaan, Validasi, dan Pendataan Perpustakaan Masjid/Mushalla Tahun 2025 di KUA Pallangga, Rabu (10/9/2025).
Kegiatan ini merupakan program Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa yang diikuti oleh seluruh Kepala KUA se-Kabupaten Gowa.
Kepala Kantor Kemenag Gowa, Jamaris, menekankan pentingnya digitalisasi perpustakaan seiring dengan perkembangan zaman.
“Kita sangat dituntut untuk melakukan digitalisasi perpustakaan. Minat baca di kalangan guru maupun siswa masih rendah, sehingga harus ada inovasi, termasuk menghadirkan perpustakaan digital. Pengelolaan perpustakaan masjid harus diarahkan agar masyarakat bisa dengan mudah mengakses bacaan yang layak,” tuturnya.
Menurutnya, menghadirkan perpustakaan di masjid merupakan bagian dari upaya memakmurkan masjid. “Ini sangat bagus, melalui KUA kita dorong masjid-masjid agar memiliki perpustakaan. Bagian dari memakmurkan masjid adalah menghadirkan bacaan yang bermanfaat. Saya berharap pengurus masjid dapat melaksanakan ini dengan baik,” tegasnya.
Kakankemenag juga menitipkan pesan penting kepada jajaran KUA, agar Kemenag dapat hadir di tengah umat sebagai sarana pemersatu masyarakat, serta lebih lincah dalam melayani umat beragama. “Kementerian Agama tidak boleh menjadi penyebar konflik, tetapi harus menjadi penengah di tengah masyarakat,” jelasnya.
Menyinggung pelaksanaan MTQ Kabupaten Gowa yang sebelumnya dijadwalkan, resmi ditunda ke tanggal 10 mendatang sesuai hasil kesepakatan bersama.
“MTQ tahun ini harus lebih semarak, apalagi ini merupakan MTQ pertama bagi Ibu Bupati kita. Mari kita berusaha maksimal menyukseskannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam, Tajuddin menekankan pentingnya keberadaan perpustakaan di masjid maupun mushalla.
“Kegiatan ini sangat penting bagi kita semua. Minimal di setiap kabupaten harus ada masjid dengan perpustakaan yang lengkap, bahkan kalau bisa setiap desa memiliki perpustakaan. Dengan adanya pembinaan ini, kepala KUA bisa melihat masjid-masjid yang berpotensi dijadikan tempat pengembangan perpustakaan,” jelasnya.
Ia menambahkan, perpustakaan masjid tidak harus berada di ruang besar atau mewah, tetapi yang terpenting adalah adanya ruang khusus yang menyediakan buku dan Al-Qur’an.
“Jika sudah ada perpustakaan, maka harus ada jadwal tertentu untuk membuka dan mengaktifkannya. Kadang orang malas membaca, sehingga perlu tips dan trik untuk menarik jamaah agar betah di perpustakaan masjid,” ungkap Tajuddin.(NK/OH)