Daerah

Kasubbag TU Kemenag Pinrang Buka FGD Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Agama

Foto Kontributor
WAHYUDDIN

Kontributor

Selasa, 22 Juli 2025
...

Maccorawalie, (Kemenag Pinrang) – Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pinrang, H. Munta, secara resmi membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Merawat Kebersamaan, Meneguhkan Moderasi Beragama di Tengah Keberagaman", Selasa (22/07/2025), di Aula Kemenag Pinrang, Jl. Bintang, Kelurahan Maccorawalie, Kecamatan Watang Sawitto.

FGD yang digelar ini merupakan bagian dari upaya penguatan deteksi dini terhadap potensi konflik sosial yang berdimensi agama, sekaligus memperkuat peran serta masyarakat dalam menjaga harmoni dan kerukunan umat beragama di Bumi Lasinrang.

Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh agama, perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), DDI, Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Pinrang, serta perwakilan Penyuluh Agama Islam.

Dalam laporannya, Penyelenggara Kegiatan, Plt. Kasi Bimas, H. Imran Achmad, menekankan bahwa forum ini menjadi ruang strategis untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan guna menyamakan persepsi, memperkuat koordinasi, dan membangun jejaring kerja sama lintas iman demi terciptanya kedamaian di tengah masyarakat yang majemuk.

“Kehadiran para tokoh agama dan ormas keagamaan dalam FGD ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam menjaga harmoni sosial. Moderasi beragama bukan hanya tugas pemerintah, tapi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa,” tegas H. Imran.

Sementara itu, H. Munta dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menciptakan suasana kehidupan beragama yang damai dan toleran.

“Kita hidup di tengah masyarakat yang plural. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Maka, sikap saling menghormati, memahami, dan bekerja sama antarumat beragama menjadi fondasi utama dalam mencegah konflik sosial,” ujar H. Munta dengan penuh semangat.

Ia juga menekankan bahwa moderasi beragama adalah pendekatan terbaik dalam menghadapi tantangan keberagaman zaman ini. Tidak hanya menjadi wacana, moderasi harus menjadi sikap hidup yang dibumikan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.

FGD ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif yang membahas berbagai isu strategis terkait potensi konflik sosial keagamaan, serta merumuskan langkah-langkah antisipatif yang aplikatif di lapangan.

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default