Daerah

Kenangan Yang Membekas: Mengapa Pelajaran Yang Diajarkan Guru Kita Dulu Membekas Sampai Hari Ini?

Foto Kontributor
arfan

Kontributor

Sabtu, 01 Maret 2025 · 00:00 WIB
...

Oleh: Dr. H. AHMAD YANI S.Ag.,M.Ag

Adakah yang pernah merenung dan mencoba bertanya, kenapa ajaran guru-guru kita dulu dimasa sekolah masih melekat kuat dalam ingatan kita sampai hari ini??? 

padahal metode mengajarnya sangat sederhana, mereka tidak pernah mengikuti workshop, diklat, seminar internasional atau apapun namanya yang hari ini guru-guru kita disibukkan dengan kegiatan serimonial untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas sebagai seorang guru.

Bahkan gaji merekapun sangat tidak cukup jika dibandingkan penghargaan pemerintah saat ini terhadap guru-guru terutama guru ASN dan guru sertifikasi.

Boleh jadi Tidak semua pelajaran akademis yang mereka ajarkan masih kita ingat, tetapi nilai-nilai, prinsip, dan cara berpikir yang mereka tanamkan sering kali tetap membimbing kita sampai hari ini dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

1. Kesederhanaan yang Penuh Makna

Guru-guru kita dulu tidak selalu menggunakan metode yang canggih atau teknologi mutakhir. Sebaliknya, mereka mengajarkan dengan cara yang sederhana—menggunakan papan tulis, cerita, contoh kehidupan nyata, dan interaksi langsung. Namun, kesederhanaan inilah yang justru membuat pelajaran lebih mudah dipahami dan diingat.

Kita mungkin masih ingat bagaimana seorang guru matematika menjelaskan konsep pecahan dengan membagi kue atau bagaimana seorang guru bahasa mengajarkan tentang kehidupan lewat puisi sederhana. Cara-cara ini membuat pembelajaran terasa nyata dan bermakna, sehingga tidak mudah terlupakan.

2. Kedekatan Emosional dengan anak didik

Guru bukan hanya menyampaikan pelajaran; mereka juga menjadi sosok yang membimbing, mendukung, dan memotivasi. Kata-kata mereka tidak hanya masuk ke dalam pikiran, tetapi juga menyentuh hati.

Nasihat seorang guru yang mengatakan, “Jangan takut gagal, yang penting kamu terus mencoba,” bisa menjadi prinsip hidup yang kita pegang sampai dewasa.

Ketika pelajaran disampaikan dengan penuh ketulusan, kepedulian, dan empati, kita menerimanya bukan sekadar sebagai informasi, tetapi sebagai sesuatu yang memiliki makna emosional. Dan sesuatu yang memiliki makna emosional akan lebih mudah melekat dalam ingatan.

3. Kekuatan Pengulangan dan Konsistensi

Banyak guru yang mengajarkan nilai-nilai dasar seperti disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab melalui pengulangan. Misalnya, kebiasaan datang tepat waktu ke sekolah, mengerjakan tugas dengan rapi, atau berbicara dengan sopan kepada orang lain, kebiasaan Mappatabe' ketika lewat di depan orang, semua itu ditanamkan berulang kali setiap hari.

Tanpa kita sadari, kebiasaan sederhana ini membentuk karakter dan cara kita menghadapi dunia. Apa yang dulu terasa seperti aturan sekolah yang harus dipatuhi, kini menjadi bagian dari diri kita.

4. Pelajaran yang Berkaitan dengan Kehidupan Nyata

Banyak ajaran yang bertahan lama karena berhubungan langsung dengan kehidupan kita. Contohnya, guru yang mengajarkan bahwa “proses lebih penting daripada hasil” membuat kita memahami pentingnya usaha dalam setiap hal yang kita lakukan.

Saat menghadapi tantangan di dunia kerja atau kehidupan pribadi, kita sering kali kembali ke prinsip-prinsip sederhana yang diajarkan di sekolah. Ajaran guru menjadi semacam kompas yang membantu kita mengambil keputusan dan menghadapi berbagai situasi.

5.Keikhlasan: Mengajar Tanpa Pamrih, Mengabdi dengan Hati

Keikhlasan adalah ruh dalam setiap langkah seorang guru. Mengajar bukan hanya soal menggugurkan kewajiban, tetapi juga tentang memberi dengan sepenuh hati. Seorang guru yang ikhlas tidak menjadikan materi sebagai tolok ukur utama kebahagiaannya, tetapi merasa cukup dengan melihat murid-muridnya tumbuh, berkembang dan sukses.

Keikhlasan ini ibarat benih yang ditanam di tanah yang subur. Mungkin hasilnya tidak langsung terlihat, tetapi suatu saat akan tumbuh dan memberi manfaat yang luar biasa.

Guru yang mengajar dengan hati akan meninggalkan jejak yang dalam di hati murid-muridnya. Kata-kata yang tulus, perhatian yang diberikan tanpa pamrih, dan doa yang dipanjatkan untuk kebaikan mereka akan menjadi energi positif yang akan terus mengalir dalam kehidupan murid, bahkan ketika mereka telah dewasa.

Bagaimana, apakah ada ajaran dari guru kita di sekolah yang masih terus kita ingat hingga hari ini???

Editor: arfan

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default