Kurikulum Berbasis Cinta Resmi Dilaunching Di MTsN 2 Enrekang

Kontributor

Alla, (Kemenag Enrekang) - Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Enrekang menjadi tuan rumah launching Kurikulum Berbasis Cinta dengan tema “Mewujudkan Cinta dalam Ruh Pendidikan”. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (21/8/2025) ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Ali Yafid, didampingi oleh Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulsel, Wahyuddin Hakim, serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Enrekang.
Acara ini turut dihadiri oleh seluruh Kepala Madrasah Negeri maupun Swasta se-Kabupaten Enrekang. Kehadiran para pimpinan madrasah tersebut menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung inovasi kurikulum yang menekankan nilai cinta sebagai dasar dalam proses pembelajaran.
Dalam sambutannya, Ali Yafid menyampaikan bahwa kurikulum berbasis cinta menjadi ikhtiar Kementerian Agama untuk melahirkan generasi yang cerdas intelektual, matang emosional, dan berakhlak mulia. “Cinta harus menjadi fondasi dalam setiap proses pendidikan, karena dengan cinta, guru dan peserta didik dapat membangun relasi yang sehat, penuh kasih, dan saling menghargai,” ujarnya.
Selain itu, Kepala Kanwil juga menginformasikan perkembangan terbaru terkait pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) di lingkungan Kanwil Kemenag Sulsel tahun ini. Ia menyebutkan bahwa sebanyak 4.000 guru telah diangkat, dengan tahap pertama 3.500 orang dan tahap kedua akan menyusul 500 orang. Kabar ini disambut hangat oleh para guru madrasah yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Ali Yafid juga menekankan pentingnya seluruh tenaga pendidik untuk menuntaskan 8 Aksi Perubahan Prioritas (Asta Program Prioritas) Menteri Agama, khususnya yang berkaitan langsung dengan pendidikan madrasah. Menurutnya, keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada kurikulum, tetapi juga pada implementasi nyata di lapangan melalui dedikasi guru.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Madrasah, Wahyuddin Hakim, menambahkan bahwa penerapan kurikulum berbasis cinta akan menjadi model pembelajaran yang menekankan aspek keseimbangan, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. “Guru harus menjadi teladan, bukan hanya mengajar dengan ilmu, tetapi juga dengan hati. Inilah ruh pendidikan yang kita harapkan,” jelasnya.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Enrekang dalam kesempatan yang sama menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh implementasi kurikulum ini di seluruh madrasah di daerahnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga ekosistem pendidikan yang sehat, mulai dari kesejahteraan guru, penguatan kontrol mutu pendidikan, hingga peningkatan fasilitas madrasah.
Dengan launching kurikulum berbasis cinta ini, Kementerian Agama berharap madrasah-madrasah di Kabupaten Enrekang dapat menjadi pionir pendidikan yang humanis, penuh kasih sayang, dan berorientasi pada pembentukan karakter mulia generasi bangsa. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menghadirkan pendidikan yang lebih bermakna dan relevan dengan kebutuhan zaman. (cut)