Daerah

Lolos Kedua Kalinya Ke Tahap II PAI Award Tingkat Nasional, Arni Majid Maksimalkan Persiapan

Foto Kontributor
Nurwina Busrah

Kontributor

Senin, 28 Juli 2025
...

Parepare, (Kemenag Parepare) – Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kota Parepare, Arni Majid menjadi salah satu nomine PAI Award 2025 yang lolos ke tahap II Penillaian PAI Award di tingkat nasional yang akan dilaksanakan di Jakarta pada Agustus mendatang.

Arni Majid bersama 6 Penyuluh Agama Islam lainnya akan mewakili Sulsel berjuang memperebutkan gelar juara sesuai kategori masing-masing. Arni Majid sendiri akan berkompetisi pada kategori Pendampingan Kelompok Rentan.

Di tengah kesibukannya sebagai penyuluh, wanita kelahiran 1978 ini senantiasa memaksimalkan persiapan menuju puncak penilaian PAI Award tahun 2025 dengan menyiapkan bahan presentasi yang akan ia bawakan di hadapan dewan juri.

“Alhamdulillah, di tengah kesibukan menjalankan tugas sebagai penyuluh, saat ini saya juga menyempatkan diri menyiapkan bahan presentasi yang akan dibawakan pada penilaian di tahap kedua ini,”ujar Arni.

Terpilih untuk kedua kalinya mewakili Sulsel pada tahap kedua ajang PAI Award di tingkat nasional tidak membuat Arni bersantai, namun ia semakin memaksimalkan persiapan. Pengalaman yang ia dapatkan tahun sebelumnya tentu akan menjadi bahan evaluasi untuk mempersiapkan diri dengan baik.

Doa dan dukungan yang diberikan pimpinan, keluarga maupun rekan-rekan menjadi motivasi tersendiri bagi ibu satu anak ini.

“Terima kasih atas dukungannya. Insya Allah saya akan berusaha semksimal mungkin. Doakan hasilnya membanggakan,”ujarnya.

Diketahui, Arni Majid mewakili Sulsel pada ajang PAI Award Tingkat Nasional Tahun 2025 dengan mengusung Program LAHAT (Lansia Agamis, Harmonis, dan Sehat).

Dalam mewujudkan program tersebut, ia berkolaborasi dengan lintas sektoral yakni Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan tenaga kesehatan.

Melalui program LAHAT ini, Arni Majid berkomitmen untuk membuat para lansia memiliki kualitas hidup yang lebih baik meski di usia tuanya. Ia ingin mewujudkan lansia yang bisa mandiri tanpa harus bergantung sepenuhnya kepada para petugas yang tentunya tidak selalu ada di sampingnya.

Selain itu, ia juga menanamkan nilai-nilai toleransi baik antarumat agama maupun antara sesama agama dan berkolaborasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk melakukan pembinaan kepada para lansia untuk menanamkan nilai-nilai moderasi mengingat penghuni panti tidak hanya menganut satu agama.(Wn)

 

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default