MA Dan MTs Muammar Gandi Gelar Launching Dan Workshop Kurikulum Berbasis Cinta
Kontributor
Rappang (Kemenag Sidrap) - MA dan MTs Muammar Gandi menggelar acara launching dan workshop Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang berlangsung selama dua hari, Rabu, (5/11/2025), di Basement Kantor Pesantren Muammar Gandi jl. Poros Lanrang Aka-akae Kelurahan Macorawalie, Kec. Pancarijang.
Dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sidrap dalam hal ini diwakili oleh Kasubag TU Kemenag Sidrap H. Mustari, didampingi oleh jajarannya, diantaranya Kasi Penmad oleh H. Umar Yahya, Ketua Pokjawas, dan pengawas Madrasah lingkup Kemenag Sidrap yaitu Bapak Herman Bade dan Ibu Hj. Wahidah Saidu.
Workshop ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan staf Pesantren Muammar Gandi yang berjumlah kurang lebih 50 orang, yang dengan sangat antusias dalam menyambut Kurikulum Berbasis Cinta ini.
Dalam sambutan dan arahannya Kasubag TU H. Mustari yang mewakili Kakan Kemenag Sidrap menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidik dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang mendalam dan membentuk karakter siswa dengan melakukan pendekatan cinta, dengan menerapkan Panca Cinta yang berimplikasi ke kualitas tenaga pendidik.
“Kami berharap dengan launching dan workshop KBC ini melahirkan pendidik atau guru yang profesional dan menerapkan panca cinta yang digaungkan oleh Menteri Agama” tutur Mustari.
Sementara itu Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kab. Sidrap, H. Umar Yahya, sebagai pembawa sambutan pertama, mengapresiasi langkah MA dan MTs Muammar Gandi dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Cinta. "Ini adalah langkah yang sangat positif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Sidrap," ungkapnya. Beliau juga berharap bahwa kurikulum ini dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya.
Bapak Umar Yahya juga menyampaikan sebuah istilah yang populer di kalangan masyarakat, "Apapun makanannya, Teh Botol Sosro minumannya." Beliau menjelaskan bahwa istilah ini memiliki makna yang mendalam dalam konteks pendidikan, yaitu hasil yang kita dapatkan dalam proses pembelajaran harus berkualitas. "Dengan demikian, kita tidak hanya puas dengan prosesnya, tetapi juga hasilnya harus memenuhi standar kualitas yang tinggi," tambahnya.
Sementara itu Kepala Madrasah Tsanawiyah Mammar Gandi yang sekaligus bertindak sebagai ketua panitia Ismail Arifin, berharap dengan adanya kurikulum baru ini, dapat meningkatkan kualitas tenaga pendidik dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang mendalam dan berbasis cinta sekaligus bisa menerapkannya sehingga terbentuk karakter murid yang menganut paham panca cinta, yaitu cinta Allah dan rasulnya, cinta diri dan sesama, cinta lingkungan, cinta pengetahuan, dan cinta bangsa dan tanah air.(cha/ww)