Majelis Taklim Desa Melle Berderai Air Mata Dalam Perpisahan Yang Syahdu

Kontributor

Melle, Kemenag Bone - Di bawah naungan langit senja yang mulai meredup, Kamis, 21 Februari 2025, SDN 100 Melle menjadi saksi bisu sebuah perpisahan yang mengharu biru. Majelis Taklim Desa Melle, yang selama ini menjadi oase ilmu dan kebersamaan, harus melepas kepergian dua penyuluh agama Islam dari KUA Dua Boccoe, Ustadz Ahmad Amiruddin dan Ibu Muliana, yang akan kembali ke tempat tugas mereka di Makassar.
Acara yang rutin diadakan setiap bulan ini, dengan tema "Bimbingan Tahsin" oleh Ustadz Amir dan "Bimbingan Fiqh" oleh Ustadz Irham, serta dipandu oleh moderator Muliana dan doa oleh Ustadz Ashar, kali ini terasa berbeda. Suasana khidmat bercampur dengan rasa sedih yang mendalam, terutama ketika Ustadz Amir menyampaikan ucapan terima kasihnya.
Suara Ustadz Amir bergetar, air matanya tak terbendung, mengalir membasahi pipi. Beliau mengenang kebersamaan selama lebih dari setahun bersama ibu-ibu Majelis Taklim Desa Melle, sebuah ikatan batin yang telah terjalin erat. Ibu Muliana pun tak kuasa menahan air mata, kata-kata perpisahan yang terucap dari bibirnya terdengar lirih, namun penuh makna.
"Selama ini, kami merasa menjadi bagian dari keluarga besar Majelis Taklim Desa Melle. Setiap pertemuan adalah anugerah, setiap ilmu yang kami bagikan adalah titipan yang semoga bermanfaat," tutur Ustadz Amir, di antara isak tangisnya.
Ibu-ibu Majelis Taklim, yang selama ini setia menyimak setiap kajian, tak kuasa menahan haru. Air mata mereka pun tumpah, membasahi pipi, sebagai ungkapan rasa kehilangan yang mendalam. Kebersamaan yang telah terjalin selama ini, kini harus terpisah oleh jarak dan tugas.
Di akhir pertemuan, Ketua Majelis Taklim memberikan bingkisan sebagai tanda terima kasih dan kenang-kenangan kepada Ustadz Amir dan Ibu Muliana. Bingkisan tersebut hanyalah simbol, namun sarat akan makna, sebagai ungkapan rasa cinta dan penghargaan dari seluruh anggota Majelis Taklim.
Sesi foto bersama pun menjadi momen yang tak terlupakan. Senyum yang terpancar di wajah-wajah yang basah oleh air mata, menjadi bukti bahwa perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya. Silaturahmi akan tetap terjalin, doa akan terus dipanjatkan, dan kenangan indah akan selalu tersimpan di hati.
Perpisahan ini terjadi karena adanya Surat Keputusan (SK) dari Kanwil yang mengharuskan para penyuluh agama yang bertugas di luar satuan kerja asal mereka untuk kembali ke tempat tugas semula. Ustadz Amir dan Ibu Muliana, yang sebelumnya bertugas di Kabupaten Bone, harus kembali ke Makassar, tempat mereka mengabdi sebagai penyuluh agama Islam.
Meski berat, perpisahan ini harus diterima dengan lapang dada. Semoga Ustadz Amir dan Ibu Muliana senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam menjalankan tugas mereka di tempat yang baru. Semoga Majelis Taklim Desa Melle tetap istiqamah dalam menuntut ilmu, dan semoga silaturahmi yang telah terjalin tetap terjaga hingga akhir hayat. (ashar/ahdi)