MAN Insan Cendekia Gowa Raih Juara Favorit Lomba Film Pendek Moderasi Beragama

Kontributor

Parangloe (Kemenag Sulsel). Satu lagi capaian prestisius berhasil ditorehkan oleh MAN Insan Cendekia Gowa dalam ajang nasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan. Dalam kompetisi bertajuk Lomba Film Pendek Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Nasaruddin Umar Office, MAN Insan Cendekia Gowa meraih predikat Juara Favorit, berkat karya sinematografi berjudul "Titik Temu Nada-Nada yang Berbeda."
Kompetisi ini bersifat terbuka untuk umum tanpa batasan usia maupun latar belakang. Karya yang dikirimkan tidak hanya ditakar dari aspek teknis dan artistik, tetapi juga dari kekuatan pesan yang disampaikan. Dalam konteks tersebut, film pendek karya siswa MAN Insan Cendekia Gowa tampil memikat dengan narasi yang menyentuh dan menggugah kesadaran akan pentingnya moderasi beragama di tengah kemajemukan bangsa.
Film ini disutradarai dan ditulis oleh Dini Aminarti, seorang guru sekaligus pembina asrama MAN Insan Cendekia Gowa. Ia berhasil menyelaraskan ide kreatif dengan semangat edukatif, mengarahkan para siswa untuk menghasilkan karya yang sarat makna dan berdampak luas. Tim film ini terdiri dari siswa kelas X dan XI dengan peran sebagai berikut:
Pemeran Aktor : Amar Fauzan Adhim, Zaky Jumayyil, Ufairah Farah Malilah, Syifa Nurrezky Syam
Editor : Ahmad Dzaky Ibnu Yusra
Videografer : Ahmad Dzaky Ibnu Yusra, Syifa Aulia Ramadhani
Koreografer dan Pengisi Suara (Voice Over) : Puan Agniyah Rahmah
Pengumpulan karya dilakukan secara daring pada rentang waktu 22 Maret hingga 18 April 2025. Melalui platform digital, karya-karya yang masuk menunjukkan antusiasme dan komitmen generasi muda dalam menyuarakan pentingnya sikap inklusif, toleran, dan dialogis antar umat beragama.
Moderasi Beragama menjadi semakin relevan di tengah realitas keberagaman Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa. Pendekatan moderasi ini tidak hanya meredam potensi konflik, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan perbedaan dalam harmoni. Lomba film pendek menjadi medium kreatif yang efektif dalam menyampaikan pesan tersebut, khususnya kepada kalangan pelajar dan pemuda.
Kepala MAN Insan Cendekia Gowa, Burhanuddin, menyampaikan apresiasinya terhadap capaian ini.
“Film ini adalah bukti bahwa generasi muda kita mampu menyampaikan pesan-pesan luhur dengan cara yang cerdas, santun, dan menyentuh. Moderasi bukan sekadar ajaran, melainkan jalan hidup yang menjamin persatuan dalam keberagaman. Saya bangga anak-anak kita menjadi bagian dari narasi besar tentang Indonesia yang damai dan inklusif, " papar Burhan penuh kebanggaan, Jumat (25/4/2025).
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa madrasah tidak hanya sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan pembentukan karakter yang mendalam. Dengan terus mendorong integrasi nilai dan inovasi, MAN Insan Cendekia Gowa berkomitmen untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga arif dalam menyikapi perbedaan.
“Titik Temu Nada-Nada yang Berbeda” bukan sekadar judul, tetapi refleksi dari realitas Indonesia yang harmonis dalam perbedaan.
Sebuah titik temu—di mana semua suara, meskipun berbeda nadanya, dapat menciptakan simfoni yang indah bagi bangsa.(Din/OH)