Provinsi

Mengapa Harus Benci?

Foto Kontributor
Fatri Andy

Kontributor

Sabtu, 01 November 2025
...

Mengapa Harus Benci?

oleh:

Miguel Dharmadjie, S.T., CPS®, CCDd®

Penyuluh Agama Buddha Non PNS  

 

Susukhaṃ vata jīvāma, verinesu averino; verinesu manussesu, viharāma averino. 

Sungguh bahagia jika kita hidup tanpa membenci, di antara orang-orang yang membenci; 

di antara orang-orang yang membenci, kita hidup tanpa benci. 

(Dhammapada, Syair 197)

 

Dalam diri manusia terdapat tiga macam kekotoran batin; sebagai akar dan sumber dari berbagai kejahatan. Keserakahan (lobha), kebencian (dosa) dan kebodohan batin (moha). Selama manusia masih menjalani kehidupan yang terus berubah ini, maka kekotoran batin akan senantiasa membelenggunya.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tentu kita pernah mengalami kondisi dibenci oleh seseorang. Ataupun mungkin, kita pernah membenci orang lain.  

Ketika diri kita dibenci oleh seseorang, maka kita harus dapat menyadarinya. Bahwa itu  sebagai akibat dari perbuatan buruk, yang pernah kita lakukan pada waktu lampau. 

Sebaliknya, pada saat kita membenci seseorang, kita pun harus dapat menyadarinya. Bahwa kita sebenarnya telah melakukan suatu perbuatan buruk yang baru. 

Kebencian memang halus, tidak nampak ketika belum berwujud menjadi sebuah perbuatan. Namun jika tidak disadari, kebencian akan dapat menjadi bom waktu. Yang akan menjadi ledakan besar ketika waktunya tiba. 

Kebencian ibarat sepercik api yang dapat membakar lahan yang kering. Dalam waktu singkat akan menghanguskan berhektar-hektar ladang yang ada. 

Kebencian yang muncul dalam diri seseorang, tanpa sadar akan memunculkan:  kemarahan, kejengkelan, iri hati ataupun rasa dendam. Kebencian ini akan dapat membuat dirinya melampiaskan kebencian tersebut. Baik melalui pikiran, ucapan ataupun perbuatan. Yang tidak hanya akan merugikan orang lain, tetapi juga dapat merugikan dirinya sendiri.

Kebencian akan membuat diri seseorang jauh dari kedamaian, ketenangan maupun kebahagiaan. Karena seseorang yang menyimpan kebencian dalam dirinya, maka hidup dan kehidupannya tidak akan pernah damai, tenang dan bahagia.

Tidak ada seorangpun, yang dapat menghilangkan kebencian yang ada dalam diri orang lain. Hanya diri sendirilah, yang dapat menghilangkan kebencian yang ada di dalam dirinya.

Dalam Anguttara Nikaya V, 161. Guru Agung Buddha menjelaskan lima cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kebencian dalam diri setiap orang. 

Yaitu: Metta (Cinta kasih) harus dikembangkan, Karuna(Welas asih / belas kasihan) harus dikembangkan, Upekkha(Keseimbangan batin) harus dikembangkan, Asati-amanasikara(Berusaha melupakan kebencian itu), dan Kammasakata(Merenungkan tentang kepemilikan kamma masing-masing).

Lima cara yang telah diajarkan oleh Sang Buddha tersebut adalah ajaran universal. Yang hendaknya dapat dipraktikkan secara terus menerus, untuk dapat menghilangkan kebencian yang ada dalam diri seseorang.

Dalam Dhammapada syair 5, Guru Agung Buddha mengatakan: Kebencian tidak akan berakhir, apabila dibalas dengan kebencian. Kebencian baru akan berakhir, bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.

Kebencian memiliki sifat alami penderitaan. Kebencian dan rasa benci hanya akan padam dengan cinta kasih. 

Marilah kita setiap saat memancarkan cinta kasih dalam diri kita kepada semua makhluk. Agar batin kita terbebas dari kebencian dan rasa benci.

Jangan biarkan kedamaian, ketenangan maupun kebahagiaan kita berkurang, bahkan hilang. Hanya karena kebencian, kemarahan, kejengkelan, iri hati ataupun rasa dendam muncul dan berdiam dalam batin kita.

Tidak ada satupun manfaat dari kebencian. Jadi mengapa harus benci?

Semoga kita dapat memadamkan kebencian dan rasa benci yang ada dalam diri kita. 

Semoga semua makhluk bebas dari kebencian dan rasa benci serta hidup dalam kedamaian. 

Semoga semua makhluk berbahagia.*(mi_dhata)

 

Biodata Penulis:

Nama : Miguel Dharmadjie, S.T., CPS®, CCDd®

Profesi : Pembicara Publik, Dhammaduta, Penyuluh Agama Buddha Non PNS, Penyuluh    Informasi Publik (PIP), dan Penulis.

 

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default