Meramu Cinta Dan Kecerdasan Buatan: ASN MAN 3 Bone Hadiri Seminar Kurikulum Cinta

Kontributor

Lappariaja, (Kemenag Bone) -- Aparatur Sipil Negara (ASN) dari MAN 3 Bone turut ambil bagian dalam kegiatan seminar bertajuk "Kurikulum Cinta dan Deep Learning" yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Kabupaten Bone, Senin (21/4/2025).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Masjid Al Markaz Al-Ma’arif, Jalan Ahmad Yani, Watampone, dan dihadiri oleh berbagai elemen pendidikan di Kabupaten Bone. Seminar ini menjadi ruang dialog produktif yang mengusung tema besar penggabungan nilai kemanusiaan (cinta) dan teknologi modern, khususnya kecerdasan buatan (AI).
Dalam pelaksanaannya, seminar ini tidak hanya menyajikan materi, tetapi juga menghadirkan diskusi lintas disiplin antara pakar pendidikan, psikologi, dan teknologi AI. Selain itu, peserta juga mengikuti Pelantikan dan Rapat Kerja DPD PGMI Kabupaten Bone Periode 2024-2029. Dengan Tema “Revolusi Pembelajaran: Integrasi Deep Learning dan Kurikulum Cinta untuk Madrasah Berkelas Dunia.”
Partisipasi ASN MAN 3 Bone dalam kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen madrasah dalam mendukung transformasi pendidikan yang lebih holistik dan relevan dengan tantangan zaman. Seminar ini bertujuan untuk mendorong pendidikan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berempati dan berakhlak, serta menjadikan teknologi sebagai alat untuk memanusiakan manusia, bukan sebaliknya.
Kepala MAN 3 Bone, Mappeati, menyampaikan apresiasinya terhadap seminar ini. “Kurikulum cinta yang dipadukan dengan deep learning adalah inovasi yang sangat relevan untuk menjawab tantangan zaman. Kita ingin madrasah menjadi pelopor dalam pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan akhlak mulia, seiring dengan kemajuan teknologi. Saya berharap seluruh ASN MAN 3 Bone mampu menerapkan gagasan-gagasan yang diperoleh dalam seminar ini untuk kemajuan madrasah,” ujarnya.
Senada dengan itu, salah satu guru MAN 3 Bone, Alias, juga menyambut baik kegiatan ini. “Seminar ini membuka cakrawala berpikir kami, bahwa cinta bukan hanya soal perasaan, tapi juga bisa menjadi dasar kurikulum yang memperkuat karakter siswa. Integrasi AI dalam pendidikan harus tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan. Kami termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan muncul pendekatan baru dalam dunia pendidikan yang tidak hanya berbasis pada hasil, tetapi juga pada nilai dan cinta kasih, demi membentuk generasi masa depan yang tangguh, bijaksana, dan peduli. ( Ardi/Ahdi )