Daerah

Penguatan Peran Perempuan Dan Dakwah Jadi Fokus Dialog PPRK Di Kemenag Luwu

Jumat, 07 November 2025
...

Belopa (Kemenag Luwu) – Dialog Pengurus Komisi Pembinaan Perempuan, Remaja dan Keluarga (PPRK) berlangsng dinamis di Aula PLHUT Kantor Kementerian Agama Kabupaten Luwu, Kamis (6/11/2025). Kegiatan ini diikuti pengurus PPRK, tokoh perempuan, tokoh masyarakat, penyuluh agama Islam serta perwakilan organisasi keagamaan yang fokus pada pembinaan keluarga.

Dialog dipandu langsung oleh Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Luwu, Drs. H. Armin, M.Sos.I., yang juga memberikan arahan strategis terkait penguatan peran organisasi dalam dakwah dan pemberdayaan umat.

Hj. Masnaini, S,Pd., M.Pd membuka dialog dengan menegaskan bahwa pertemuan ini merupakan implementasi tugas pokok organisasi dalam memperkuat pembinaan perempuan, remaja, dan keluarga.

Ia mengapresiasi paparan program pemberdayaan perempuan yang melibatkan MUI, sekaligus meyeroti pentingnya organisasi berjalan aktif, rutin, dan memiliki arah program yang jelas.

“Program jangan hanya ada di atas kertas, tapi harus menyentuh langsung perempuan, remaja dan keluarga. Kami juga mendorong segera dilaksanakan Musda sebagai momentum penyusunan program strategis,” ujarnya.

Hj. Masnaini juga menyeroti fenomena memudarnya etika pergaulan remaja, khususnya di lingkungan pendidikan dan masyarakat.

“Pergaulan dan nilai budaya ketimuran mulai bergeser. Remaja masjid di kampung-kampung pun kian berkurang. Di sinilah peran kita membina dan menghidupkan kembali wadah-wadah pembinaan generasi muda,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, pemateri kegiatan, DR. Dra. Hj. Besse Mattayang, M.Pd., menyatakan semua usulan akan menjadi bahan penting menjelang Musyawarah Daerah (Musda) MUI.

“Insya Allah semua masukan akan kami tampung sebagai bahan perumusan program ke depan,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan pesan filosofis tentang pentingnya nilai keteladanan dalam keluarga.

“Orang tua kita dulu berpesan, ‘Jangan biarkan cangkir suamimu kosong, karena di situ ada rezeki’. Ini bukan soal mistik, tetapi simbol kepedulian dan nilai keberkahan dalam rumah tangga,” ujarnya.

Menurutnya, perempuan boleh berkipra di ruang publik, namun keseimbangan peran dalam keluarga tetap perlu dijaga.

“Kunci keharmonisan rumah tangga adalah sabar dan bersyukur, “tutupnya.

Peserta dialog, Tenri Bajo, SE, mengusulkan pendekatan yang lebih fleksibel dan parsitifatif dalam menyusun kegiatan. “Pemberdayaan perempuan bisa dimulai dari ruang diskusi langsung. Jika ada lokasi pembinaan atau kegiatan positif yang bisa dikunjungi bersama, mari kita lakukan,” katanya.

Sesi dialog kemudian dilanjutkan oleh Sekretaris MUI Kabupaten Luwu, Drs. H, Armin, M.Sos.I. ia menegaskan bahwa Majelis Taklim harus menjadikan MUI sebagai mitra utama dalam gerakan dakwah.

“Tidak boleh berjalan sendiri. MUI adalah organisasi keulamaan terbesar di Indonesia. Semua dakwah perlu selaras dengan pedoman dan ketetapan lembaga,” tegasnya.

Menurutnya, Majelis Taklim secara kelembagaan lahir dari gerakan dakwah, sehingga materi yang disampaikan harus memiliki landasan keilmuan dan rujukan resmi.

“Tidak semua orang bisa langsung menjadi penceramah jika tidak ada rujukan fatwa yang jelas. Dakwah harus lurus, terarah, dan menyatukan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya integritas moral dalam kehidupan sosial.

“Banyak persoalan hari ini terjadi karena hilangnya kejelasan peran dan adab. Jika komitmen tidak dijaga, dampaknya bukan hanya pribadi, tapi sosial,” katanya.

Di akhir arahannya, H. Armin menegaskan komitmen MUI untuk bersinergi dengan berbagai pihak. Isl/Um.

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default