Peringatan Maulid Di Mangempang, Armin Bahas Sejarah Maulid Nabi
 
                    Kontributor
 
    Bungaya (Kemenag Gowa). Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi sebuah tradisi turun temurun bagi umat Islam di Indonesia sejak zaman Wali Songo mensyiarkan agama Islam di pulau Jawa. Peringatan Maulid Nabi menjadi salah satu wadah syiar bagi para Waliullah tersebut.
Peringatan Maulid Nabi juga dilaksanakan di masjid Nurul Iman dusun Bangkeng Batu desa Mangempang dengan menghadirkan kepala KUA Bungaya, kepala Puskesmas Sapaya, kepala desa Mangempang bersama jajaran dan diikuti oleh sebagian besar masyarakat dusun Bangkeng Batu.
Armin, kepala KUA Bungaya menjelaskan bahwa sejarah pelaksanaan maulid pertama kali dilaksanakan sekitar abad ke 10 di Timur Tengah yaitu negara Mesir dan Iraq.
Seiring dengan perkembangan waktu di Indonesia juga sudah dilaksanakan turun-temurun oleh masyarakat Islam sejak pada zaman Wali Songo menyebarkan Islam di pulau jawa dan sekitarnya.
"Kita sebagai umat Muhammad, sebagai wujud kecintaan kita kepada kekasih Allah, maka wajarlah kita mengenang beliau dalam bentuk maulid yang dilaksanakan setiap tahunnya," tutur Armin.
Karena menurutnya, mengingat Nabi dengan bershalawat dan mendengarkan kisah perjalan hidupnya adalah perbuatan yang bagus dan tidak bertentangan dengan syariat agama Islam.
Sebelum menutup sambutannya, Armin kembali mengingatkan kepada masyarakat Bungaya dalam urusan nikah, bahwa yang bersyarat dicatatkan pernikahanya di KUA untuk mendapatkan buku nikah adalah calon pengantin yang sudah berumur minimal 19 tahun berdasarkan PMA 16 tahun 2019 tentang perkawinan.(arm/OH)
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                     
                     
                     
                    